Pada Senin lalu, pasukan Israel yang bersenjata lengkap menyerbu rumah sakit al Shifa menggunakan tank dan drone. Mereka mengklaim bahwa gerakan perlawanan Palestina Hamas menggunakan fasilitas tersebut untuk “melakukan dan mempromosikan aktivitas teroris.”
Kemudian pada hari itu, Israel mengatakan bahwa “pasukan teroris” menembaki pasukan Israel.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada saat itu bahwa sekitar 3.000 orang berada di dalam al-Shifa untuk mencari perlindungan dan mereka yang mencoba keluar menjadi sasaran penembak jitu dan tembakan dari helikopter Israel.
Sejak militer Israel menggerebek rumah sakit tersebut minggu lalu, berbagai laporan menunjukkan adanya kekejaman yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata yang dilakukan terhadap para dokter, perawat, dan staf umum serta ribuan pengungsi di sana.
Israel telah mengakui mengeksekusi 140 orang di dalam al Shifa, termasuk paramedis, pasien dan orang-orang yang terluka sementara pengepungan masih berlangsung setelah tujuh hari dengan penangkapan massal.
Israel mengobarkan perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober setelah Hamas melancarkan Operasi Kejutan Badai Al-Aqsa ke wilayah pendudukan sebagai tanggapan atas kejahatan intensif rezim pendudukan terhadap rakyat Palestina.
Sejak dimulainya agresi, rezim Tel Aviv telah membunuh lebih dari 32 ribu warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, dan melukai 74.518 orang lainnya.
Tel Aviv juga telah memberlakukan “pengepungan total” terhadap Gaza, memutus bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang tinggal di sana.
Sumber: tempo
Artikel Terkait
Roy Suryo Cs Dicekal ke Luar Negeri dan Wajib Lapor, Ini Alasan Polda Metro Jaya
Sosok Bonatua Silalahi yang Teliti Ijazah Jokowi Tapi Malah Dapat Data Sampah, Gugat UU Pemilu
Jimly Asshiddiqie Kasihan ke Dokter Tifa Hingga Beri Keuntungan Ini, Meski Akhirnya WO
Geger! Turis Muda Meninggal Dunia di Bali Diduga Keracunan Kutu Busuk