Satelit tersebut adalah Luojia-3 dan Dongfang Huiyan Gaofen-1 yang dikembangkan oleh Universitas Wuhan dan Badan Antariksa Nasional Tiongkok yang sudah meluncur sebelum pasukan Israel menyerbu Jalur Gaza.
Mengutip SCMP, analisis citra kedua satelit ini menunjukkan sekitar 60 persen dari seluruh bangunan di Gaza telah hancur dalam enam bulan terakhir. Analisis ini dipresentasikan oleh salah satu peneliti utama satelit Luojia-3, Li Deren, pada sebuah konferensi ruang angkasa.
"Analisis komparatif menunjukkan bahwa pada 2 Maret 2024, 58,4 persen bangunan dan 34,1 persen lahan pertanian di Jalur Gaza rusak," kata Li Deren, profesor penginderaan jarak jauh di Universitas Wuhan, dalam Konferensi Antariksa China di kota Wuhan, China, pada Rabu (24/4).
Dengan menggunakan algoritma pengenalan otomatis yang canggih, satelit-satelit tersebut mendeteksi dan menilai kerusakan pada berbagai jenis bangunan termasuk sekolah, universitas, rumah sakit, dan tempat ibadah.
Selain itu, satelit-satelit tersebut juga mampu mengidentifikasi lokasi, ukuran, dan jumlah kawah rudal dari waktu ke waktu.
Per 2 Maret 2024, satelit ini mendeteksi total 3.747 kawah di wilayah Gaza dan terjadinya kerusakan hingga dua kali lipat di Kota Gaza dibandingkan dengan Kota Deir al Balah, di pesisir pantai tengah Jalur Gaza.
Para peneliti menyatakan bahwa sebelum 10 November 2023, kerusakan terjadi sekitar 18,7 persen bangunan di Gaza.
Angka ini meningkat menjadi 32,6 persen per 29 November 2023, dan meningkat kembali menjadi 56 persen per 22 Januari 2024, hingga akhirnya stabil di angka 58,4 persen per bulan Maret.
Menurut prediksi dari kedua satelit ini, dengan luas 365 km persegi (140 mil persegi), kerusakan di Jalur Gaza bahkan sudah melampaui kerusakan di kota Nagasaki, Jepang, yang menjadi sasaran bom atom AS tahun 1945.
Tentu saja dalam kondisi yang tidak memungkinkan survei lapangan untuk dilakukan, perkiraan Satelit China ini sangat membantu memberitahukan tingkat kerusakan di Gaza.
Bahkan, citra satelit Google saja tidak mampu menunjukkan tingkat kehancuran di Gaza.
Luojia-3 yang dikembangkan Universitas Wuhan merupakan satelit penginderaan jauh cerdas pertama di dunia yang dilengkapi dengan berbagai mode pencitraan termasuk video, frame-push, dan scan-push.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?