Nih Data Ekonomi RI Saat Ditinggal SBY & Jokowi, Simak!

- Selasa, 06 Juni 2023 | 14:48 WIB
Nih Data Ekonomi RI Saat Ditinggal SBY & Jokowi, Simak!

Terakhir, untuk inflasi, ia memperkirakan tekanannya akan terus mereda hingga 2024. Pada tahun itu, ia menilai inflasi akan berada pada rentang target sasaran 1,5%-3,5%, turun dari perkiraan target sasaran pada 2023 yang berkisar 2-4%. Sementara itu, realisasi hingga Mei 2023 sebesar 4% (yoy).


"Bank Indonesia meyakini bahwa prospek perekonomian Indonesia pada 2024 akan semakin baik, dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, inflasi yang rendah, dan nilai tukar Rupiah yang menguat dan stabil," ujar Perry saat rapat kerja di Komisi XI DPR, Jakarta, seperti dikutip Selasa (6/6/2023).


Pada penghujung masa pemerintahannya, Presiden SBY juga memproyeksikan kondisi perekonomian yang serupa dengan Presiden Jokowi. 


Untuk global diperkirakannya melambat, dipengaruhi belum membaiknya laju pertumbuhan ekonomi negara-negara maju akibat krisis utang di Eropa, hingga pemotongan anggaran belanja di Amerika Serikat. 


Akibatnya saat itu proyeksi pertumbuhan ekonomi global di kisaran 3,3% untuk 2013 dan 4% pada 2014.


Di tengah kondisi itu, pemerintahan SBY dalam KEM-PPKF 2014 optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa melaju kencang jauh di atas optimisme Jokowi saat ini. 


Bahkan, pertumbuhan ekonomi saat itu dipatok di rentang 6,4%-6,9%, meski saat RAPBN 2014 disepakati menjadi hanya kisaran 6%. 


Prospek ini didasari dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada 2013 sebesar 5,78% dan sempat menyentuh 6,23% pada 2012.


Untuk inflasi, saat itu pemerintahan SBY perkirakan berada pada rentang 4,5% plus minus 1% untuk 2014, meski realisasinya jauh melenceng dengan besaran menjadi 8,36% secara tahunan maupun tahun kalender. 


Pada 2013 inflasi sebetulnya sudah mencapai 8,38% akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).


Sementara itu, untuk nilai tukar rupiah terhadap dolar AS perkiraannya masih dalam rentang Rp9.600-Rp9.800. 


Namun, realisasi untuk reratanya hingga April 2014 berada di level Rp 11.562 per dolar AS atau melemah 1,74% dibanding Maret 2014, sebagaimana dikatakan Gubernur Bank Indonesia yang saat itu dijabat oleh Agus Martowardojo. [IndonesiaToday/cnbc]

Sumber: cnbcindonesia.com


Halaman:

Komentar