Dari Dedi Mulyadi Hingga Purnawirawan TNI, Ini Pernyataan Kontroversial Hercules

- Jumat, 02 Mei 2025 | 06:25 WIB
Dari Dedi Mulyadi Hingga Purnawirawan TNI, Ini Pernyataan Kontroversial Hercules


Rosario de Marshall, yang lebih dikenal dengan nama Hercules, kembali menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Sebagai Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya, Hercules mengeluarkan pernyataan keras terhadap Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait kebijakan pemerintah daerah yang dianggap memusuhi organisasi masyarakat (ormas).

Ancaman Mobilisasi Massa

Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan melalui platform media sosial, Hercules mengklaim memiliki kemampuan untuk mengerahkan hingga 50.000 anggota GRIB Jaya untuk mendatangi Gedung Sate, kantor Gubernur Jawa Barat.

Ia menilai bahwa kebijakan Dedi Mulyadi yang membentuk Satuan Tugas Antipremanisme di Jawa Barat sebagai tindakan yang tidak menghargai peran ormas dalam pembangunan daerah.

"Saya punya anak buah di Jawa Barat itu ada hampir 500 ribu. Kalau saya suruh 50 ribu orang datang ke Gedung Sate, bagaimana Dedi Mulyadi?" ujar Hercules dalam sebuah video yang diunggah di media sosial.

Hercules menegaskan bahwa ormas bukanlah musuh pemerintah, melainkan mitra yang seharusnya dirangkul untuk bersama-sama membangun daerah.

Kontroversi Pernyataan Terhadap Purnawirawan TNI

Selain itu, Hercules juga menuai kritik tajam setelah mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina purnawirawan TNI, Sutiyoso. Dalam sebuah video yang beredar, Hercules menyebut Sutiyoso dengan kata-kata yang tidak pantas, yang kemudian memicu kemarahan dari berbagai pihak, termasuk mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

"Tidak tahu diri! Menghina senior seperti itu sangat tidak etis," ujar Gatot dalam sebuah wawancara.

Kasus Pembakaran Mobil Polisi di Depok

Hercules juga menghadapi sorotan setelah beberapa anggota GRIB Jaya diduga terlibat dalam pembakaran mobil polisi di Depok. Ia mengaku tidak mengetahui adanya aksi tersebut dan menyatakan bahwa tidak ada kepengurusan resmi GRIB Jaya di wilayah Depok saat kejadian berlangsung.

"Saya sendiri pun tidak paham dan tidak tahu. Saya sebagai Ketua Umum ormas GRIB dan peristiwa itu, ada berita bahwa anggota GRIB yang melakukan pembakaran itu," kata Hercules dalam sebuah pernyataan resmi.

Perjalanan Hidup dan Perubahan Spiritual

Terlepas dari kontroversi yang melingkupinya, Hercules dikenal sebagai mantan preman legendaris di kawasan Tanah Abang, Jakarta.

Setelah memeluk Islam pada tahun 1990, ia mengaku semakin mendalami ajaran agama dan aktif dalam kegiatan sosial serta keagamaan. Hercules sering menghadiri pengajian dan memberikan santunan kepada anak yatim, serta menjadi pembina di beberapa pesantren di Pulau Jawa.

"Alhamdulillah, saya sekarang ini makin rajin beribadah. Saat ini juga aktif berbagi dan banyak mengurus kegiatan sosial terutama di pesantren," ujar Hercules dalam sebuah acara di Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Sulawesi Selatan.

Meskipun demikian, perjalanan hidup Hercules tetap menjadi sorotan publik, terutama terkait peranannya dalam ormas dan hubungan dengan aparat keamanan serta pemerintah daerah.

Beredar Foto Hercules dan Prajurit Kopassus

Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD Mayjen TNI Djon Afriandi menyampaikan permohonan maaf terkait dengan sejumlah prajurit Kopassus yang berfoto-foto bersama Ketua Umum GRIB Rosario de Marshall alias Hercules.

Mayjen TNI Djon Afriandi menilai anggota-anggotanya saat itu tidak memikirkan dampak negatif dari foto-foto tersebut. Namun, Danjen Kopassus tak menampik bahwa ada sisi manusiawi, ada beberapa anggota yang mengenal Hercules dan memiliki kedekatan secara personal.

"Mungkin pada saat itu, momen itu, tidak terpikir oleh mereka sehingga terjadilah foto bersama saudara Hercules," kata Mayjen TNI Djon usai membuka acara Hari Gembira dengan 4.000 anak-anak di Markas Kopassus Cijantung, dilansir dari Antara.

Danjen Kopassus mengaku tidak masalah jika ada anggotanya yang berfoto-foto dengan Hercules. Akan tetapi, momen acara ketika foto tersebut yang menjadi masalah karena foto-foto tersebut dalam acara khusus dengan prajurit-prajurit yang berpakaian lengkap.

"Karena anggota kami menggunakan pakaian lengkap pada acara khusus, mereka berfoto, ternyata ada dampak sebagian masyarakat yang mungkin tidak terima," kata Mayjen TNI Djon.

Menurut dia, penyampaian permohonan maaf itu bukan hanya kepada masyarakat luas yang peduli terhadap "Korps Baret Merah", melainkan juga kepada para senior dan juga prajurit-prajurit Kopassus lainnya yang tidak setuju terhadap foto-foto dengan Hercules.

"Dari keluarga Korps Baret Merah pun, ada yang tidak terima. Nah, kami juga mohon maaf sekali lagi. Akan tetapi, kami yakinkan, kami akan langsung melakukan perbaikan," kata Danjen Kopassus .

Dikatakan pula bahwa prajurit-prajurit yang berfoto dengan Hercules itu akan dibina dan diberikan wawasan yang lebih untuk bisa introspeksi diri ketika berhubungan dengan masyarakat.

"Mungkin kami kurang dalam menyampaikan pesan tentang perkembangan situasi yang terjadi pada saat ini, dan anggota kami juga mungkin kurang mendapatkan informasi tentang itu sehingga kami akan memperbaiki diri," kata Danjen Kopassus Mayjen TNI Djon Afriandi.

Sumber: suara
Foto: Hercules Rosario Marshal. [Suara.com/Muhaimin A Untung]

Komentar