Lansia di Bekasi Meninggal usai Operasi Bisul, Perut Terisi Kasa Tanpa Dijahit, RS Klaim Sesuai SOP

- Senin, 13 Oktober 2025 | 15:25 WIB
Lansia di Bekasi Meninggal usai Operasi Bisul, Perut Terisi Kasa Tanpa Dijahit, RS Klaim Sesuai SOP


NARASIBARU.COM -
Seorang lansia bernama Mursiti (62) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meninggal dunia setelah diduga menjadi korban malapratik usai menjalani tindakan operasi bisul pada Sabtu (11/10/2025).

Dugaan itu mencuat setelah beredar video ditemukan gulungan kain kasa di belahan perut bagian bawah saat prosesi pemandian jenazah Mursiti.

Dalam video yang beredar, kerabat terekam histeris saat mengambil kasa tersebut di dalam perut jenazah.

Keluarga kemudian menduga terjadi malapraktik yang merupakan terjadinya penyimpangan dari standar profesional yang berlaku.

Berdasar laporan jurnalis Warta Kota, Muhammad Azzam, Mursiti warga Kampung Pamahan, Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat diduga menjadi korban kelalalian medis setelah menjalani operasi.

Mursiti sempat menjalani operasi bisul yang berada bagian pantat di Rumah Sakit (RS) Hastien, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Kawarang.

Adik korban, Acih Sukarsih (41) menjelaskan peristiwa bermula ketika Mursiti mengalami keluhan bisul dan dibawa keluarga ke RS yang berjarak sekira 5 kilometer tersebut pada Senin (6/10/2025).

Korban kemudian menjalani operasi pada Selasa (7/10/2025).

Sehari kemudian, Rabu (8/10/2025), korban diizinkan pulang ke rumah setelah mendapatkan perawatan pascaoperasi.

Namun, sesampainya di rumah, kondisi kesehatan Mursiti menurun hingga meninggal dunia pada Sabtu (11/10/2025) dini hari.

"Tapi kondisinya terus menurun dan meninggal dunia pada Sabtu dini hari di rumah," ujarnya saat ditemui, Minggu (12/101/2025).

Terkait temuan kasa di perut korban, Acih mengaku keluarga tidak mendapatkan pemberitahuan adanya tindakan pembelekan perut bagian bawah.

Sebab, saat dibawa ke RS Hastien Karawang keluhannya ialah bisul pada bagian pantat.

Sesampainya di rumah, keluarga terkejut mendapati belahan kulit perut yang terbuka tanpa jahitan medis.

Menurut Acih, di dalam sobekan perut itu terisi kasa dan kapas yang disumpal.

“Kami kaget karena waktu mengganti pampers, ternyata luka di bawah perut terbuka dan berisi kasa. Tidak dijahit, hanya disumpal kapas. Dokter tidak pernah menjelaskan soal itu,” ujar Acih.

Sambil terisak, Acih menceritakan sang kakak mengalami kesakitan hingga akhirnya meninggal.

Jasad almarhumah Mursiti telah dimakamkan pada Sabtu siang di tempat pemakaman keluarga yang berjarak tak jauh dari rumah duka di Desa Sumberurip, Kecamatan Pebayuran.

Datangi RS


Setelah peristiwa ini terkuak, keluarga didampingi Kepala Desa Sumberurip, Jajang Sujai, kemudian mendatangi pihak RS Hastien Karawang untuk menuntut penjelasan.

Saat itu pihak RS telah mengakui adanya kasa di dalam luka operasi Mursiti.

Namun demikian, pihaknya menyatakan tindakan tersebut sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan luka rencananya akan dijahit pada Senin (13/10/2025).

“Pihak rumah sakit menjawab bahwa keberadaan kasa itu bagian dari SOP tindakan medis. Namun kami tetap berharap ada penelusuran lebih lanjut apakah tindakan itu sesuai prosedur atau tidak,” kata Jajang.

Hingga kini, keluarga Mursiti masih menunggu langkah lanjutan dan berencana melaporkan dugaan kelalaian medis atau malpraktik ke pihak kepolisian jika ditemukan cukup bukti.

RS sebut luka korban tak bisa dijahit


Sementara itu, Manajer Pelayanan Medis RS Hastien, dr Fahri Trisnaryan menjelaskan pasien datang dengan keluhan nyeri dan bengkak di area bokong serta perut bawah, disertai demam.

Pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi luas dengan nanah yang menyebar hingga rongga perut bawah.

“Pasien memiliki riwayat diabetes melitus (DM) yang memperberat kondisi infeksi. Kami melakukan operasi evakuasi nanah dan pembersihan luka (debridement) dengan irigasi antiseptik. Luka tidak dijahit rapat, melainkan diberi kasa untuk drainase,” katanya saat ditemui awak media.

Selama perawatan, pasien juga mendapat terapi antibiotik, pengendalian gula darah, dan perawatan luka. 

Kondisinya sempat membaik dengan demam hilang, nyeri berkurang, dan luka menunjukkan tanda penyembuhan.

Dinkes Karawang turun tangan


Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang turut melakukan pencarian informasi terkait peristiwa yang dialami pasien bernama Mursiti.

Hal itu sesuai instruksi dari Bupati Karawang, Aep Syaepuloh.

"Iya ramai itu ya, saya sudah intruksikan ke Dinkes (Dinas Kesehatan) untuk cek ke RS bersangkutan dan termasuk keluarga korban," kata Aep saat diwawancarai di Plaza Pemda Karawang pada Senin (13/10/2025).

Kepala Dinkes Karawang, Endang Suryadi menjelaskan pihaknya telah melakukan memeriksa sejumlah pihak di RS Hastien Karawang.

“Kami sudah turunkan tim untuk melakukan monitoring ke RS Hastien, untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kejadian ini berlangsung,” kata Endang, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, Dinkes Karawang belum bisa menyimpulkan apakah kejadian ini termasuk mal praktik atau tidak.

Untuk itu, tim dikerahkan untuk mendatangi RS Hastien maupun keluarga korban.

“Apakah yang ramai informasinya itu benar atau tidak, itu yang sedang kami cari tahu. Kami juga akan berkoordinasi dengan tim audit medis rumah sakit,” ucapnya.

Terkait temuan kasa di perut pasien, Endang menyampaikan bahwa penggunaan kasa tersebut diduga merupakan bagian dari prosedur untuk mencegah rembesan darah sebelum proses penjahitan dilakukan.

Namun, hal itu perlu dipastikan kembali kepada pihak rumah sakit.

“Kami akan pelajari lagi apakah semua langkah medis sudah sesuai standar atau belum,” ucap Endang.

Sumber: tribunnews

Komentar