Namun korban malah kaget dan ingin berteriak, pelaku lalu menekan leher korban menggunakan jempol kurang lebih 5 menit sampai dengan korban merasa lemas.
"Korban pas tidur di ruang tengah," terangnya.
Setelah korban lemas, lalu pelaku melepaskan jari jempol dan perlahan sambil berkata, "Kami pilih diam dan tak biarkan hidup, atau kamu berteriak dan tak habiskan sekarang," sambungnya.
Tapi korban berteriak minta tolong dan berusaha merebut pisau. Pelaku pun merasa emosi dan berhasil menguasai pisau kemudian menebaskan.
Saat beraksi pelaku memakai sarung tangan medis dan pakai buff buat menutupi wajahnya.
"Habisi dengan pisau yang dibawa dari rumah. Tusukannya satu kali di leher dan sabetannya tiga kali di pipi kanan," papar dia.
Usai menghabisi nyawa korban, lalu pelaku membersihkan darah korban
yang terkena pakaian dikamar mandi. Setelah itu kabur lewat pintu depan dengan cara melompat pagar.
Pelaku kemudian pulang ke rumah untuk mengganti pakaian dan meletakan ke dalam plastik. Lalu pelaku membakar pakaian yang dikenakan saat membunuh di persawahan tidak jauh dari rumahnya.
Pelaku lalu membuang pisau yang dipakai untuk membunuh ke sungai Blimbing di selatan Stasiun
Gawok.
Seperti diketahui jenazah korban ditemukan di dalam rumah dengan posisi ditutup kasur di perumahan Graha Tempel Sejahtera Desam Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Kamis (24/8/2023).
Berdasarkan keterangan dari Puskesmas Gatak, korban meninggal dengan posisi membujur menghadap ke timur dengan luka Luka lebam di paha kanan, tidak ada kekerasan seksual, ada luka tusuk di dada kanan, diatas payudara dan diatasnya.
Lalu disamping ketiak kanan ada sayatan, lengan sebelah kiri bagian dalam terdapat luka terbuka, luka bacok dari pelipis sampai pipi kanan sekitar 10 cm. Kemudian bibir kanan terdapat luka tusuk, luka terbuka hidung atas, pelipis kiri terdapat luka sayat, alis kanan ada sayatan.
Selanjutnya kepala kiri belakang ada bekas sayatan sekitar 5 sayatan, di kepala belakang sebelah kanan terdapat benjolan.
Sumber: suara
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa