Uli mengonfirmasi bahwa peluru yang ditembakkan polisi ke arah warga merupakan peluru tajam. Namun, kata dia, tak ada penanganan dan tanggung jawab polisi atas insiden itu. "Peluru tajam. Berdasarkan informasi yang didapatkan di lapangan, itu peluru tajam, tembus bagian dadanya. Kita bisa lihat di foto-foto yang beredar," ujar dia.
Tak hanya menembaki warga, polisi menahan 20 warga yang mengikuti aksi blokade lahan. Dia mengatakan mereka yang ditahan sampai hari ini belum dilepaskan. Hal itu diperparah dengan sulitnya akses warga terhadap pendampingan hukum. "Cukup sulit masyarakat mendapatkan akses terhadap pembelaan," ujar dia.
Uli mengatakan ada sekitar seribu warga yang mengungsi ke desa-desa di sekitar Bangkal sejak aksi pertama kali pada Sabtu, 16 September 2023. Hal itu, kata dia, terjadi lantaran warga mengalami trauma. Mereka pun memilih untuk menahan diri saat ini. "Kayaknya slow down dulu, karena memang masyarakat pasti trauma," ujar dia.
Sumber: tempo
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa
Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga