Alasannya, ujar Deni, korban sejak setahun terakhir ini alami depresi.
Deni menyebutkan peristiwa itu kali pertama diketahui ibu korban. “Awalnya ibu korban curiga melihat lampu masih menyala,” ungkap Deni.
Kemudian, memanggil nama anaknya dengan tujuan agar membuka pintu.
Namun teriakan si ibu tidak mendapat respon. Si ibu kemudian mencoba mengintip dari celah-celah.
Si ibu heran melihat telapak kaki yang menggantung. Karena penasaran, akhirnya si ibu mendobrak pintu.
“Saat itu ibunya terkejut melihat telapak kaki AZ menggantung di udara, posisinya tidak menyentuh lantai sekitar 10 cm,” ujar Deni Miharja.
Ia mengingatkan pentingnya peran serta masyarakat dalam mendukung kesehatan mental anggota keluarga.[]
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: independenmedia.id
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa