Namun, sorotan tidak hanya pada individu yang dengan bangga mengenakan busana mewah sebagai lambang kesuksesan.
Rina, seorang sekretaris yang terjebak dalam tekanan ini, membuka sisi gelap dari tren ini.
Meskipun sebenarnya tidak mempedulikan merek atau harga, Rina merasa terbebani untuk selalu menjaga penampilan agar sejajar dengan standar lingkungan kerjanya yang mewah.
"Sebenarnya saya tidak terlalu peduli dengan merek atau harga pakaian yang saya pakai. Yang penting nyaman dan sopan.
Tapi, kadang saya merasa minder jika melihat teman-teman saya yang pakaiannya selalu branded dan mahal," ceritanya.
Baca Juga: Kucing Anggora vs Persia, Mana yang Lebih Lucu dan Mudah Perawatannya?
Yang mengejutkan adalah pengakuan bahwa Rina seringkali harus meminjam uang dari teman atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya yang semakin meningkat.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pitutur.id
Artikel Terkait
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa
Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga