“Ada beberapa batu besar dan tanaman, pepohonan. Bangunan-bangunan runtuh. Hal-hal ini membuat sulit untuk menemukan jenazah dengan cepat," kata dia.
Video di media sosial menunjukkan penduduk setempat mengeluarkan jenazah yang terkubur di bawah batu dan pohon.
Belinda Kora, reporter ABC yang berbasis di Port Moresby, mengatakan pihak berwenang belum memberikan komentar resmi lebih dari 12 jam setelah bencana tersebut.
Kora mengatakan helikopter adalah satu-satunya transportasi yang digunakan mengakses desa yang berada di kawasan pedalaman pegunungan yang dikenal sebagai Dataran Tinggi dengan jalan utama ditutup.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa