Paiman Raharjo: Saya Jadi Wamendes Karena Relawan, Bukan Cetak Ijazah Palsu Jokowi!

- Kamis, 31 Juli 2025 | 14:30 WIB
Paiman Raharjo: Saya Jadi Wamendes Karena Relawan, Bukan Cetak Ijazah Palsu Jokowi!




NARASIBARU.COM - Paiman Raharjo menegaskan bahwa penunjukannya sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes) bukan terkait isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo, melainkan karena perannya sebagai Ketua Umum Relawan Jokowi sejak lama.


Paiman mengatakan dirinya telah memimpin jaringan relawan Jokowi sejak 2012, dan memiliki basis dukungan yang mencapai jutaan orang.


Ia merasa pantas mendapat kepercayaan Presiden karena kontribusinya selama tiga periode pemilu.


“Penunjukan saya bukan karena hal lain, tapi karena saya memang punya kapasitas dan loyalitas. Saya memimpin relawan sejak 2012, dan saat ini punya lebih dari 3 juta anggota,” ujar Paiman dalam program Rakyat Bersuara yang tayang di iNews TV, Rabu 30 Juli 2025.


Ia menampik tudingan yang menyebut dirinya mendapat posisi menteri lantaran terlibat dalam pencetakan ijazah palsu milik Jokowi.


Menurut Paiman, tuduhan tersebut tidak berdasar dan mencederai integritasnya.


“Saya tidak pernah mencetak ijazah palsu. Demi Allah saya tidak tahu-menahu soal itu. Jangan karena saya dekat dengan Presiden lalu difitnah macam-macam,” tegasnya.


Paiman juga mengungkapkan bahwa hubungan baiknya dengan Jokowi sudah terjalin sejak 2005 saat ia dipercaya menangani sebuah acara di Stadion Manahan, Solo, tempat Jokowi saat itu menjabat Wali Kota.


“Saya kenal beliau sudah lama, sejak di Solo. Tapi itu tidak berarti semua yang dekat dengan beliau harus dikaitkan dengan hal negatif,” tegasnya.


'Kedekatan Prof Paiman Raharjo Dengan Prabowo dan Jokowi'




Dalam dunia politik Indonesia yang sering kali keras dan penuh kepentingan, tidak banyak tokoh yang mampu menjaga hubungan baik dengan dua figur paling sentral dalam satu dekade terakhir: Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto


Salah satu dari sedikit tokoh yang mampu melakukan hal tersebut adalah Prof Dr. H. Paiman Raharjo, M.Si.


Prof Paiman dikenal luas sebagai akademisi dan birokrat yang tak hanya memiliki kapabilitas teknis, tetapi juga kecakapan dalam menjalin relasi antarpersonal yang hangat dan tulus. 


Kedekatannya dengan Jokowi dan Prabowo dibangun bukan karena kalkulasi politik sesaat, melainkan karena perjalanan panjang yang dilandasi saling percaya dan kesamaan pandangan tentang masa depan bangsa.


Prof Paiman memiliki kedekatan lama dengan Presiden Indonesia ke-7 Jokowi. 


Keduanya berasal dari latar budaya yang sama—Jawa Tengah—dan memiliki nilai-nilai kerja keras serta kesederhanaan yang serupa. 


Hubungan ini bukan hanya terbentuk dalam ruang politik, tetapi juga dalam ruang sosial dan kultural.




Ketika Jokowi memimpin sebagai Presiden RI, Prof Paiman dipercaya untuk menduduki jabatan strategis sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Wamendes PDTT). 


Dalam posisi itu, ia menjadi bagian dari kabinet dan secara langsung mendukung visi pembangunan desa yang menjadi salah satu prioritas pemerintahan Jokowi.


Kedekatan ini terus terpelihara hingga kini. Bahkan setelah tidak lagi menjabat sebagai Wamendes, Prof Paiman tetap kerap berdiskusi dan bersilaturahmi dengan Jokowi. 


Kunjungan terakhirnya ke kediaman Jokowi di Solo menjadi bukti bahwa relasi keduanya tetap erat dan penuh rasa hormat.


Kedekatan Prof Paiman dengan Prabowo Subianto juga terjalin kuat, khususnya sejak keduanya sama-sama berada dalam Kabinet Indonesia Maju


Prof Paiman sebagai Wamendes dan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan beberapa kali hadir dalam rapat kabinet dan forum nasional. 


Dari interaksi itulah hubungan saling menghormati mulai terbentuk.


Prabowo dikenal sebagai figur yang memilih orang berdasarkan kualitas, dan Prof Paiman pun dikenal sebagai sosok yang bekerja dengan serius, tenang, dan tidak suka menonjolkan diri. 


Sikap inilah yang menumbuhkan kepercayaan Prabowo terhadap Prof Paiman.


Hubungan itu semakin terlihat kuat ketika Prof Paiman, melalui organisasi relawan “Sedulur Jokowi”, secara terbuka memberikan dukungan pada pasangan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024


Ini adalah keputusan yang strategis namun juga emosional, karena ia meyakini bahwa pasangan ini mampu meneruskan visi pembangunan yang telah dirintis Jokowi.


Pilihan Prof Paiman bukan semata pragmatis, tetapi refleksi dari kepercayaan personal terhadap Prabowo dan Gibran sebagai pemimpin yang bisa membawa bangsa ini ke level berikutnya.


Yang membuat posisi Prof Paiman menarik adalah kemampuannya menjaga hubungan dengan dua tokoh besar tanpa menjadi bagian dari politik pecah-belah. 


Ia tidak menjadikan kedekatannya dengan Prabowo sebagai alasan untuk menjauh dari Jokowi, dan sebaliknya, ia tidak membenturkan loyalitas terhadap Jokowi dengan dukungan terhadap Prabowo-Gibran.


Ia memilih jalan yang elegan: tetap menghormati Jokowi sebagai pemimpin dan sahabat lama, serta mendukung Prabowo sebagai pemimpin baru yang ia percayai.


Ini adalah contoh bagaimana politik bisa dijalankan tanpa dendam, tanpa fanatisme buta, dan tanpa harus memutus tali silaturahmi.


Prof Paiman Raharjo adalah cerminan dari tokoh yang memiliki kedekatan kuat dengan dua pemimpin nasional, dan tetap menjaga etika serta keseimbangan dalam bersikap. 


Dalam politik Indonesia yang sering kali dikotomis, sikap seperti ini adalah sesuatu yang langka namun sangat dibutuhkan.


Ia tidak memposisikan diri sebagai juru damai atau perantara, tetapi sebagai pribadi yang secara konsisten menjaga hubungan, membangun kepercayaan, dan mengedepankan kerja nyata. 


Sosok Prof Paiman adalah bukti bahwa politik tidak selalu harus keras dan memisahkan; ia bisa menjadi ruang untuk menguatkan hubungan dan membawa manfaat bagi bangsa. ***


Sumber: Sawitku

Komentar