Dari Konsultan Politik ke Komisaris Pertamina, Jejak Karier Hasan Nasbi Jadi Sorotan!

- Minggu, 21 September 2025 | 15:15 WIB
Dari Konsultan Politik ke Komisaris Pertamina, Jejak Karier Hasan Nasbi Jadi Sorotan!




NARASIBARU.COM - Nama Hasan Nasbi tengah jadi perbincangan publik setelah resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero).


Sosok yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Presidential Communication Office (PCO) ini dikenal luas sebagai konsultan politik, aktivis relawan, hingga komunikator pemerintahan.


Kabar penunjukan Hasan sebagai Komisaris Pertamina diumumkan pada 11 September 2025, hanya beberapa hari sebelum dirinya diberhentikan dari jabatan Kepala PCO.


Pergantian itu kemudian disahkan melalui keputusan Menteri BUMN dan pemegang saham Pertamina.


Langkah ini pun memunculkan banyak pertanyaan publik: bagaimana rekam jejak Hasan hingga akhirnya dipercaya mengisi kursi strategis di perusahaan energi terbesar milik negara?


Pamitan dari PCO, Muncul di Pertamina


Lewat unggahan Instagram resmi @pco.ri pada 18 September 2025, Hasan berpamitan kepada jajaran PCO.


Ia mengaku bangga bisa memimpin lembaga komunikasi kepresidenan selama satu tahun terakhir, sekaligus menyampaikan permintaan maaf jika ada kesalahan dalam kepemimpinannya.


“Teman-teman dari Presidential Communication Office yang saya banggakan. Saya bangga bisa melewati satu tahun yang tidak mudah bersama kalian. Saya minta maaf kalau selama memimpin ada banyak salah. Terima kasih semuanya,” tulis Hasan.


Tak berselang lama, publik dikejutkan dengan kabar pengangkatannya sebagai Komisaris Pertamina.


VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyebut penunjukan ini sudah sesuai keputusan resmi pemegang saham.


Latar Belakang Pendidikan dan Awal Karier


Hasan lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 11 Oktober 1979. 


Ia menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) dan lulus sekitar 2004.


Awal kariernya dimulai dari dunia jurnalistik, ketika ia menjadi wartawan di sebuah media nasional pada 2005–2006.


Tak lama kemudian, Hasan bergabung sebagai peneliti di Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI. Dari sinilah ia mulai dikenal di kalangan akademisi dan pemerhati politik.


Konsultan Survei dan Aktivis Politik


Karier Hasan semakin mencuat ketika ia aktif sebagai konsultan survei sekaligus inisiator gerakan politik. Beberapa kiprahnya yang menonjol antara lain:


- Pilkada DKI 2012 → terlibat dalam tim pemenangan Joko Widodo – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).


- Gerakan Teman Ahok 2017 → menjadi salah satu inisiator dukungan untuk pencalonan independen Ahok.


- Pilpres 2024 → bergabung dalam tim komunikasi pasangan Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka, serta dipercaya masuk Gugus Tugas Sinkronisasi Bidang Komunikasi usai keduanya terpilih.


Jejak panjang ini membuat Hasan dikenal sebagai figur yang piawai membaca peta politik sekaligus membangun strategi komunikasi publik.


Kepala PCO Hingga Perombakan


Setelah kemenangan Prabowo di Pilpres 2024, Hasan dipercaya memimpin PCO yang dibentuk lewat Peraturan Presiden.


Ia dilantik pada 19 Agustus 2024 dengan tugas besar: mengatur komunikasi kepresidenan, menjembatani pemerintah dengan publik, dan memastikan pesan kebijakan tersampaikan jelas.


Namun, perjalanan Hasan di PCO tidak selalu mulus. Ia sempat mengajukan pengunduran diri pada April 2025, meski ditolak Presiden.


Akhirnya, reshuffle kabinet 17 September 2025 menjadi titik akhir kiprahnya di lembaga tersebut.


PCO kemudian dirombak menjadi Badan Komunikasi Pemerintah (BKP) dengan Angga Raka Prabowo sebagai kepala baru.


Dari Politik ke Energi


Meski posisinya di PCO berakhir, Hasan tidak benar-benar meninggalkan panggung strategis.


Kini, ia duduk di kursi Komisaris Pertamina, posisi yang kerap menjadi sorotan karena berhubungan dengan sektor energi vital nasional.


Publik pun menyoroti bagaimana latar belakang politik dan komunikasi Hasan akan berpengaruh dalam posisinya di BUMN energi tersebut.


Ada yang menilai kehadirannya bisa memperkuat sisi komunikasi korporasi Pertamina, sementara sebagian lain menyoroti praktik “bagi-bagi kursi” yang kerap terjadi di lingkaran komisaris BUMN.


Tantangan Baru Hasan Nasbi


Menjadi komisaris Pertamina tentu bukan tugas ringan. Perusahaan ini tengah menghadapi tantangan besar, mulai dari transisi energi, harga minyak global yang fluktuatif, hingga isu efisiensi internal.


Hasan, dengan latar belakang politik dan komunikasi, diyakini bisa memainkan peran dalam memperkuat citra dan strategi komunikasi perusahaan.


Namun, pertanyaan kritis tetap muncul: apakah pengalaman di bidang politik cukup untuk menjawab kompleksitas bisnis energi?


Publik tentu akan menanti langkah nyata Hasan dalam menjalankan fungsi pengawasannya.


Karier Hasan Nasbi adalah potret perjalanan panjang dari wartawan, peneliti, konsultan politik, hingga komunikator presiden, yang kini berlabuh di Pertamina.


Penunjukan ini sekaligus menegaskan betapa eratnya hubungan antara politik dan posisi strategis di BUMN.


Meski penuh pro-kontra, publik kini menunggu kiprah nyata Hasan di Pertamina.


Apakah ia mampu membawa perspektif baru di perusahaan energi pelat merah ini, atau justru sekadar menambah daftar figur politik yang mengisi kursi komisaris? Waktu yang akan menjawabnya.


Sumber: HukamaNews

Komentar