"Kalau PDIP tetap kaku dan arogan kasihan Ganjar. Harusnya PDIP memberi hak yang besar ke Ganjar. Hak untuk memilih cawapresnya. Hak konstitusional memilih kabinetnya. Dan harus disampaikan ke publik oleh pak Ganjar nanti," sambung dia.
Herni lanjut menuturkan, tidak semua penentu harus dari seorang Megawati. "Konsep petugas partai itu urusan mekanisme ke dalam, untuk jadi ikatan moral komitmen ke dalam," imbuhnya.
"Tapi tidak elok diumumkan keluar, untuk menunjukkan PDIP lebih tinggi dari kadernya yang jadi presiden. Konsep yang bagus untuk partai bisa jadi terkesan arogan karena disampaikan terbuka dan berulang," katanya.
Henri menilai, Ketum PDIP memang harus dihormati dan jadi pemersatu faksi-faksi di Partainya. Megawati merupakan simbol Nasionalis penerus Soekarno, figur penentu dan pemutus kebijakan partai.
"Tapi harus diingat, rakyat Indonesia itu mayoritas tidak suka dengan bu Mega. Terutama umat Islam. Megawati pernah maju Pilpres dua kali kalah di 2004 dan 2009. Ini terkait cara komunikasi, faktor histori, kebijakan dan faktor sosial politik," bebernya.
Sebagai putri Fatmawati yang punya akar dari keluarga Islam Muhammadiyah di Sumatera, lanjut Henri, Megawati tidak dekat di hati mayoritas muslim, terutama di tanah ibunya Sumatera.
"Dulu ada Taufik Kiemas yang luwes bisa jadi jembatan, idealnya Puan menggantikan peran ayahnya yang asli Sumatera dan dekat dengan politik Masyumi. Tapi Puan lebih mirip fotocopy ibunya dari pada bapaknya. PDIP benar-benar kehilangan tokoh yang mampu merangkul kaum muslimin saat pak Taufik tiada. Kekakuan sekaligus Kelemahan PDIP inilah yang membuat banyak orang kurang nyaman," tandasnya.
Adapun PSI, lanjutnya, y ang awalnya tegak lurus politiknya ke Presiden Jokowi, sekarang malah dengan Prabowo membuka komunikasi dan terkesan bisa jadi koalisi.
"Jadilah kontroversi, yg menyebabkan kekecewaan orang-orang seperti Guntur Romli. Atau jangan-jangan apa yang dilakukan PSI ini atas sepersetujuan Jokowi, ikut-ikut terkesan bermain politik dua kaki. Kita tunggu saja nanti," tuntasnya.
Sumber: populis
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD
Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi