NARASIBARU.COM - Nasional Corruption Watch (NCW) mengungkap bahwa gelombang korupsi di lingkup istana mengarah kepada satu titik.
Ketua NCW, Hanifa Sutrisna menyinggung terkait kasus-kasus korupsi yang melibatkan para menteri di Kabinet Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Dia mengatakan, pasca NCW mengungkap rentetan kasus korupsi yang terus menerpa Indonesia, pihaknya banyak menerima pengaduan masyarakat (dumas) dari berbagai sumber.
"Hal ini semakin menggelitik kami untuk terus menyuarakan perkembangan dugaan korupsi menjelang persiapan demokrasi 2024," kata Hanifa, Selasa (17/10/2023).
Kendati demikian, Hanifa menyebut temuan dan dugaan korupsi baru yang ditemukan dilaporkan masyarakat sejatinya tidak ada kasus yang sangat baru.
"Karena dari pengumpulan data dan informasi yang DPP NCW dapatkan, gelombang korupsi sebelum Pemilu dan Pilpres 2024 semakin mengarah ke satu titik jika dilihat dari benang merah dari hubungan terduga pelaku dan melalui media apa korupsi ini dilakukan," ungkap Hanifa.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi rakyat Indonesia menjelang pesta dan pentas demokrasi 2024 tahun depan. Kata dia, perbaikan sistem demokrasi dan pemberantasan korupsi yang lebih baik masih jauh panggang dari api.
"Semua partai politik sibuk dengan pencalonan Capres dan Cawapres, dan pemberantasan korupsi dijadikan senjata yang mematikan untuk mematikan lawan politik," katanya.
"Bahkan sekarang menyasar lembaga anti korupsi KPK. karena dinilai tidak patuh kepada ‘perintah penguasa’ yang merasa memiliki republik ini," sambungnya.
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh