Jika secara formal kekuasaan tidak lagi dalam genggaman, maka minimal pengaruh harus tetap kuat ke pemegang kuasa formal berikutnya.
"Pada konteks ini dapat dijelaskan mengapa Jokowi terus melibatkan diri dalam suksesi kepemimpinan nasional Pilpres 2024," beber Andi Yusran.
Seperti diketahui, sikap Jokowi itu juga disentil Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Mohammad Jusuf Kalla atau JK.
JK mengatakan, sejak era Presiden Kelima RI, Megawati Soekarnoputri, hingga Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kepala negara tidak pernah mengintervensi partai politik maupun koalisi untuk memilih Capres Cawapres tertentu.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gus Yahya Tantang Rais Aam Makzulkan Dirinya di Muktamar PBNU
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati