"Anak muda tidak punya etika. Justru, mereka yang merasa mewakili anak muda justru harus menunjukkan bahwa anak muda itu punya etika, anak muda itu bisa mengekspresikan dirinya dengan penuh hormat kepada orang lain," papar Yenny.
Salah satu momen yang menjadi sorotan adalah ketika Gibran Rakabuming mengajukan pertanyaan mengenai greenflation, suatu istilah yang merujuk pada kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau. Respons kurang positif dari Mahfud MD membuat suasana semakin memanas.
Gibran menyebut Mahfud merasa tersinggung dengan pertanyaannya dan bahkan menilai pertanyaannya sebagai pertanyaan menjebak.
"Sepertinya Prof. Mahfud agar ngambek kalau diberikan pertanyaan agak sulit dikomentari pertanyaan receh. Kalau receh ya dijawab," ungkap Gibran.
Mahfud MD, di sisi lain, tampak enggan merespons lebih lanjut terhadap pertanyaan kontroversial yang dilontarkan oleh Gibran. Menurutnya, pertanyaan tersebut dianggap terlalu receh dan hanya bermaksud menjatuhkannya.
Sejauh ini, kontroversi dan ketegangan di antara kedua kandidat cawapres ini terus menjadi sorotan. Debat ini seolah menjadi panggung di mana ideologi dan karakter masing-masing kandidat diuji.
Meskipun demikian, pertanyaannya, apakah gimik seperti ini menjadi refleksi dari politik modern ataukah justru mencerminkan etika politik yang semakin merosot?
Sekali lagi, kita melihat bahwa perhelatan debat tingkat nasional tidak hanya mempertaruhkan perbedaan pandangan dan solusi bagi bangsa ini, tetapi juga menyoroti bagaimana setiap kandidat bersikap dalam menghadapi kritik dan tantangan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: pojokbaca.id
Artikel Terkait
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?
Jika Nekat Jadikan Gibran Cawapres 2029, Prof Ikrar Yakin Prabowo Pasti Keok, Ini Alasannya
Budi Arie Bakal Jadi Mata-mata Jokowi jika Bergabung ke Gerindra
Budi Arie dan Projo Baiknya Gabung ke PSI