Lewat akun X-nya, @Miduk17, ia menyampaikan bahwa ruang kerja Gibran yang dipenuhi dengan mainan berbeda dengan ruang kerja Wakil Presiden Indonesia pertama, Bung Hatta yang berisi banyak buku.
Menurut John Sitorus, ruang kerja Gibran yang dipenuhi mainan mencerminkan bahwa ia adalah pemimpin karbitan.
“Wakil Presiden RI pertama, Bung Hatta bahkan sampai mendirikan perpustakaan pribadi karena ruang kerjanya penuh dengan buku yang menginspirasi pikirannya,” tulisnya.
Sementara, kata dia, ruang kerja Gibran juga dipenuhi koleksi, tetapi berupa mainan. Bahkan, menurutnya tidak terlihat ada buku bacaan apapun di meja kerjanya.
“Pikirannya hanya terinspirasi oleh mainan, bukan ide, bukan gagasan, bukan karya, bukan pula soal leadership,” lanjut dia.
Maka, lanjut John, jangan heran cara apapun akan digeruduk, termasuk melabrak Undang-Undang sekalipun.
“Tak ada pertimbangan etika dan moral dan diri seorang anak-anak, apalagi jika orang tuanya tak memberi pelajaran etika. Bila keinginannya tidak dipenuhi, maka dia biasanya akan merengek,” tulis dia.
Hal ini menurut John adalah sebuah perbedaan yang sangat mencolok. Ketika tahun 45 pemimpin Indonesia sibuk mencari inspirasi untuk menentukan arah bangsa, tahun 2024 pemimpin sibuk cari kesenangan pribadi
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD
Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar