NARASIBARU.COM - Hasil survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menemukan bakal calon presiden Prabowo Subianto posisi teratas di segmen isu strong leader mengungguli pesaingnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam survei yang dilakukan ke 1.200 responden di rentang 3 hingga 14 Mei 2023, publik cenderung lebih banyak memilih Prabowo sebagai sosok strong leader menumbuhkan ekonomi di angka 56,2 persen, diikuti Anies Baswedan di 18,7 persen dan Ganjar di posisi paling bawah di angka 14,8 persen.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan, kesan masyarakat untuk strong leader justru mayoritas lebih banyak ke Prabowo Subianto dibandingkan Ganjar dan Anies Baswedan. "Bisa diliat dari data itu semakin isu strong leader tumbuhkan ekonomi populer semakin Prabowo menjulang, sebaliknya semakin Ganjar menurun, dan Anies juga turun lumayan juga," ujar Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa dalam Konferensi Pers Hasil Temuan dan Analisis Survei Nasional LSI Denny JA bertajuk 4 Pertarungan Pilpres 2024, Senin (29/5/2023).
Ardian mengatakan, jika dibandingkan dengan data populasi umum survei LSI Denny JA yakni popularitas keseluruhan tanpa embel-embel strong leader, Prabowo tetap unggul di angka 33,9 persen diikuti Ganjar di angka 31,9 persen dan Anies di posisi ketiga dengan 20,8 persen. Namun, jika diikuti persepsi strong leader yang mampu menumbuhkan ekonomi, angkanya berubah drastis, Prabowo jauh lebih unggul.
Ardian menjelaskan, peningkatan popularitas Prabowo sebagai strong leader ini dikarenakan masyarakat menilai isu ekonomi menjadi penting setelah pandemi Covid-19, sehingga kebutuhan strong leader sangat tinggi. Menurut Ardian, sosok Prabowo sebagai pendiri dan ketua partai dinilai lebih kuat sebagai strong leader dibandingkan Ganjar yang selama ini diidentikkan PDIP sebagai petugas partai.
Artikel Terkait
Sekelas Wapres Ngurusin Pekerjaan Ketua RT
Elektabilitas Purbaya Melejit Tempel Prabowo Menuju 2029
Tolak Pengunduran Diri Rahayu Saraswati, MKD DPR Diduga Cari Muka ke Prabowo
KPK Jangan Hanya Panggil Petinggi KCIC Usut Kasus Whoosh