"Istilah petugas partai ini melemahkan Ganjar dihadapkan Prabowo yang pendiri dan Ketum partai. Petugas partai tak mengesankan pengendali partai, apalagi pengendali pemerintah atau elit negara," ujar Ardian.
Selain itu, rekam jejak kata Ardian, menjadi penting untuk publik menilai sosok calon presiden yang dinilai sebagai strong leader ekonomi. Rekam jejak Ganjar Pranowo sebagai gubernur Jawa Tengah belum mampu menangani masalah kemiskinan di Jawa Tengah, serta jejak ekonomi Anies Baswedan di DKI Jakarta juga belum meyakinkan publik soal sosok strong leader ekonomi.
Sebaliknya, kata Ardian, Prabowo, sudah dikesankan publik sebagai pemimpin paling tegas, paling diterima di spektrum politik yang lebih luas untuk memulai kebangkitan ekonomi. Menurutnya, jejak cita cita Prabowo soal ekonomi indonesia menjadi Macan Asia juga sudah dikenal luas sejak Pilpres 2014 lalu dan Prabowo sudah dikenal dengan mempopulerkan ekonomi rakyat.
"Alasan-alasan ekonomi yang menguntungkan Prabowo karena memang situasi kebatinan masyarakat Indoensia sedang bergumul dengan isu-isu ekonomi. Sehingga bisa kita resapi kenapa Prabowo bisa unggul di urutan satu dengan selisih jauh dan Ganjar di urutan ketiga dan Anies di elektabilitas stabil," ujarnya.
Survei LSI Denny JA menggunakan metodeologi random sampling melalui wawancara tatap muka dengan 1.200 responden. Survei dilakukan selama 3 hingga 14 Mei 2023 dengan margin of error sebesar 2,9 persen.
Sumber: republika
Artikel Terkait
Sufmi Dasco: Gerindra Siap Tampung Gelombang Besar Kader dari Projo
Budi Arie Ungkap Rencana Perubahan Logo Projo: Tak Lagi Gunakan Wajah Jokowi
Megawati Sindir Soal Ijazah Dibeli: Siapa yang Beli Ijazah, Hayo?
Whoosh Berbuntut Utang Rp116 Triliun, Sekjen PDIP Ungkap Megawati Lebih Usulkan Hal Ini ke Jokowi