NARASIBARU.COM - Presiden Prabowo Subianto melarang kader Partai Gerindra dan Tunas Indonesia Raya (Tidar) menggembar-gemborkan dua periode.
Ia juga menyatakan tidak akan maju lagi di Pilpres 2029 bila pemerintahannya gagal memenuhi janji.
Benarkah Prabowo tak terlalu berambisi maju kembali sebagai presiden? SIMAK!
KEHADIRAN Prabowo di acara Kongres ke IV Tidar disambut sorak-sorai dua periode.
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo alias Sara yang kembali terpilih sebagai Ketua Umum Tidar secara aklamasi menyebut seluruh kader menginginkan Prabowo kembali maju di Pilpres 2029.
Sara merupakan kemenakan Prabowo. Ia menilai upaya untuk memenangkan kembali Gerindra dan Prabowo di Pilpres 2029 itu perlu dipersiapkan sedini mungkin.
“Walaupun ini masih 2025 tapi dalam konteks politik itu terjadi sekejap mata. Kami ingin Gerindra menang, Prabowo dua periode,” kata Sara di sela Kongres IV Tidar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (17/5) lalu.
Tidar adalah organisasi sayap pemuda Partai Gerindra. Sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo yang berpidato dalam acara tersebut justru melarang kadernya menggembar-gemborkan dua periode.
“Kader-kader muda, saya mau koreksi saudara-saudara. Please, tolong jangan sebut seperti itu. Kita belum satu tahun menjalankan amanah. Niat itu silakan disimpan dalam hati,” ujar Prabowo.
Selain terlalu dini, Prabowo menegaskan saat ini ingin fokus menjalankan pemerintahan sebaik mungkin.
Ia bahkan mengklaim tidak akan kembali maju di Pilpres 2029 jika merasa tidak berhasil memenuhi janji-janjinya.
“Kalau seandainya saya menilai diri saya tidak berhasil, saya mohon dengan sangat jangan saudara harapkan saya mau maju lagi,” katanya.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan larangan gembar-gembor dua periode itu sebagai bentuk kerendahan hati Prabowo.
Di mana sebagai pemimpin partai sekaligus kepala negara, Prabowo menginginkan terlebih dahulu fokus bekerja untuk rakyat.
Walakin begitu, Muzani meminta seluruh kader Partai Gerindra untuk tetap berjuang dan bekerja keras demi mewujudkan Prabowo kembali menjadi presiden di Pilpres 2029.
“Kami harus tetap semangat bekerja dan kami bisa buktikan bahwa Gerindra dan rakyat Indonesia menginginkan Pak Prabowo untuk dua periode,” kata Muzani kepada wartawan, Minggu (18/5).
Mengapa Prabowo Larang Gembar-gembor Dua Periode?
Sikap Prabowo melarang kadernya menggembar-gemborkan dua periode dinilai sebagai suatu hal yang wajar.
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi menyebut kampanye yang terlalu dini itu dapat berpotensi menimbulkan penilai negatif.
Terlebih di tengah adanya sorotan terhadap sejumlah kebijakan dan program pemerintahan saat ini.
“Jadi kalau terlalu cepat tentu akan ada penilaian negatif. Saya pikir masyarakat juga akan menyorot itu,” jelas Asrinaldi, Selasa (20/5/2025).
Karena itu, kata Asrinaldi, Prabowo nampak berupaya menahan hasrat kekuasaannya. Walau di satu sisi juga terlihat berusaha mengkampanyekan keberhasilannya.
Dalam pidatonya di acara Kongres ke IV Tidar, Prabowo mengklaim telah berhasil menyelamatkan ratusan triliun kekayaan negara dari praktik korupsi yang terungkap selama enam bulan dirinya menjabat presiden.
Ia juga membeberkan hasil produksi beras di masa pemerintahannya yang diklaim mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Asrinaldi menilai apa yang disampaikan Prabowo itu tidak lain sebagai bentuk kampanye.
“Walau menurut saya itu belum keberhasilan. Itu kan klaim sepihak, dan orang pasti nanti akan menilai bagaimana muaranya pada kesejahteraan masyarakat,” tutur Asrinaldi.
Langkah yang diambil Prabowo saat ini dengan menahan diri dan fokus bekerja adalah pilihan tepat.
Apalagi di Pilpres 2029, Asrinaldi memprediksi persaingan akan semakin ketat menyusul dihapusnya ambang batas presidential threshold.
Sehingga penting bagi Prabowo untuk fokus bekerja dan menuntaskan janji-janjinya agar mendapat kepuasan dan dukungan kuat dari masyarakat.
“Jadi ini yang menurut saya menjadi pertimbangan Prabowo untuk tidak menggembar-gemborkan dan memilih fokus bekerja,” ungkap Asrinaldi.
Membangun Citra
Sementara analis komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai di balik larangan gembar-gembor dua periode ada kesan yang ingin dibangun Prabowo.
Mantan Menteri Pertahanan di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo ini menurutnya terkesan ingin mencitrakan diri bukan sosok yang ambisius akan kekuasaan.
Upaya membangun citra atau imej itu terlihat karena bukan kali ini saja Prabowo mengeluarkan pernyataan tersebut.
Pernyataan Prabowo tidak akan maju kembali di Pilpres 2029 jika merasa tidak berhasil memenuhi janji juga pernah disampaikan saat berpidato di HUT ke-17 Partai Gerindra, di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 15 Februari 2025.
“Tampaknya itu imej yang ingin dibangun Prabowo dengan menolak dua periode digaungkan saat ini. Prabowo ingin hal itu digaungkan setelah program kerjanya dapat mensejahterakan rakyat,” jelas Jamiluddin.
Dalam politik, kata Jamiluddin, membangun citra sebagaimana dilakukan Prabowo sebuah hal yang wajar.
Terlebih masyarakat Indonesia menurutnya cenderung tidak menyukai sosok ambisius.
Karena itu Prabowo ingin memberi kesan dirinya bukan sosok ambisius, melainkan pemimpin pelayan rakyat.
“Semua itu tentu imej yang ingin dibangun. Apakah Prabowo betul bukan sosok ambisius? Tentu waktu yang akan membuktikannya,” pungkasnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Roy Suryo Dapat Lawan Tangguh Debat Soal Ijazah Jokowi, Bikin Ogah Jawab Saat Dicecar Advokat Muda
PN Sleman Gelar Sidang Ijazah Jokowi, UGM Bawa Dokumen Lengkap, Ini Analisa Pengamat BRIN!
Tak Bisa Dikerjai Menteri, Habiburokhman Sebut Prabowo Punya Indera Keenam
Komisi III DPR Desak Enam Tersangka Grup FB Fantasi Sedarah Dihukum Kebiri