Selain itu, ia menyebutkan bahwa BPBD Purwakarta juga berkoordinasi dengan BMKG, pemerintah kabupaten dan TNI-Polri agar penanganan bencana menjelang pergantian tahun ini dapat dilakukan secara optimal.
"Kami selain menyiagakan Tim Reaksi Cepat selama 24 jam juga terus melakukan patroli, pemantauan di titik-titik rawan terjadi bencana selama musim hujan ini," katanya.
Adapun yang paling diantisipasi, lanjut dia, itu bencana alam longsor dan pergerakan tanah. Untuk tanah longsor sendiri, hasil pemetaan jajarannya itu berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada.
Baca Juga: Air Mancur Sri Baduga Purwakarta Tak Beroperasi saat Malam Tahun Baru, Ini Sebabnya
Baca Juga: Pemkab Purwakarta Ajak Semua Dalam Penanganan Stunting, Sekda: Target 2024 Turun 14 Persen
Baca Juga: Pj Bupati Purwakarta Hadiri Perayaan Natal Bersama di Gereja Kristen Pasundan Sadang
Hanya saja, dari 192 desa/kelurahan yang ada di 17 kecamatan itu terbagi menjadi dua kelas. Yakni, sebanyak 38 desa masuk dalam kelas risiko longsor sedang, serta 154 termasuk ke kelas risiko rendah.
"Yang tinggal di perbukitan dan juga dekat dengan bantaran aliran sungai atau tebing ini juga berhati-berhati, karena memang saat ini intensitas hujan sudah cukup tinggi, terlebih wilayah Kiarapedes, Bojong, Pondoksalam kemudian juga kita mewaspadai pergeseran tanah di Panyindangan dan Tegalwaru," ujar Abah Erlan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinarjabar.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?