"Didalam gereja Katolik pilihan politik itu bermacam-macam dan kami pimpinan-pimpinan gereja tidak boleh berpihak karena tugas kami mempersatukan. Nanti kalau berpihak lalu fungsi pemersatu itu hilang," tambah Suharyo.
Selain itu, Kardinal Suharyo juga menegaskan bahwa gereja Katolik akan mendukung siapapun yang terpilih melalui proses demokratis yang telah diatur oleh undang-undang.
"Kami akan mendukung siapapun yang akan terpilih lewat proses yang memang sudah diatur oleh undang-undang," tambahnya lagi.
Baca Juga: Disambut Pedagang Pasar Pharaa Sentani, Gibran Beli Sagu 1 Karung Dalam rangkaian Kampanye di Papua
Pertemuan ini menandakan pentingnya dialog antara pemimpin agama dan pemimpin politik dalam membangun kesepahaman dan kerjasama untuk kepentingan bersama.
Kardinal Suharyo dan Prabowo Subianto, melalui dialog mereka, menggarisbawahi pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan, keadilan, dan demokrasi dalam menjalankan proses pemilu.
Prabowo menunjukkan apresiasi atas nasihat dan pandangan yang disampaikan oleh Kardinal Suharyo, serta menegaskan komitmen untuk terus memperjuangkan persatuan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: kabarid.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?