Haji Isam, The Next Riza Chalid? Bayang-Bayang Oligarki di Balik Kekuasaan!

- Sabtu, 06 September 2025 | 18:35 WIB
Haji Isam, The Next Riza Chalid? Bayang-Bayang Oligarki di Balik Kekuasaan!




NARASIBARU.COM - Nama Haji Isam atau Andi Syamsuddin Arsyad, pengusaha batu bara asal Kalimantan Selatan, kian ramai diperbincangkan.


Sosoknya mulai disandingkan dengan figur legendaris Riza Chalid, “raja migas” yang terkenal sebagai pengendali politik di balik layar.


Selama puluhan tahun, Riza Chalid dikenal publik sebagai aktor bayangan yang jarang tampil ke muka, namun suaranya menggema dalam keputusan strategis negara.


Dari skandal “Papa Minta Saham” hingga kedekatan dengan Cendana, Cikeas, dan lingkaran Solo, ia menjadi simbol kekuatan tak terlihat yang mampu menembus kabinet, parlemen, bahkan aparat hukum.


Kini, pola serupa mulai terlihat pada Haji Isam. Dari tambang batu bara, ia membangun jejaring politik, mengikat loyalitas kepala daerah, hingga disebut dekat dengan lingkaran elite nasional.


Kekuatan finansialnya membuatnya leluasa mendukung hajatan besar, bahkan menghidupi jaringan politik yang lebih luas.


Nama Haji Isam disebut “The Next Riza Chalid” karena dua alasan utama yakni modal finansial raksasa dari bisnis sumber daya alam dan posisinya yang jarang tampil di publik namun kuat dalam lobi politik.


Meski begitu, ada perbedaan mendasar. Riza Chalid lahir di ekosistem migas global era Orde Baru, sedangkan Haji Isam muncul di era pascareformasi, ketika hubungan bisnis dan politik kian vulgar melalui pendanaan partai, kampanye, hingga proyek daerah.


Jika Riza kerap disebut “hantu politik” yang sulit disentuh hukum, Haji Isam masih membangun citra sebagai dermawan.


Ia aktif dalam kegiatan sosial, keagamaan, dan dikenal sebagai “abang besar” bagi masyarakat Kalimantan Selatan.


Namun pertanyaan besar tetap menggantung, sejauh mana Haji Isam akan melangkah?


Apakah ia hanya akan menjadi pemain regional dengan basis ekonomi kuat, atau menjelma menjadi oligark nasional yang menentukan arah kekuasaan negeri ini?


Satu hal pasti, sejarah politik Indonesia selalu melahirkan “raja tanpa mahkota” yang datang silih berganti.


Dari Bob Hasan, Aburizal Bakrie, Riza Chalid, hingga kini Haji Isam. 


Nama bisa berbeda, tetapi bayang-bayang oligarki tampaknya tak pernah benar-benar pergi dari republik ini.


Duit Tak Berseri, Ini Asal Pundi-Pundi Haji Isam!


Nama Samsudin Andi Arsyad alias Haji Isam kembali jadi sorotan usai total kekayaannya hampir menembus Rp 20 triliun.


Lompatan tajam itu dipicu reli saham emiten-emiten yang terafiliasi dengannya, terutama pasca dirinya menerima tanda kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Rabu 27 Agustus 2024.


Dalam dua hari perdagangan terakhir pekan lalu, nilai aset Haji Isam melonjak Rp4,28 triliun.


Kenaikan terbesar berasal dari PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) yang sepanjang 2025 sudah naik lebih dari 330%.


Dengan kepemilikan mayoritas lewat PT Eshan Agro Sentosa, Haji Isam kini mengantongi kekayaan hampir Rp9,73 triliun hanya dari saham JARR.


Tak berhenti di situ, ia juga mengendalikan PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), emiten infrastruktur penunjang tambang.


Melalui PT Dua Samudera Perkasa, ia menguasai lebih dari 76% saham TEBE. Lonjakan 112% harga saham TEBE tahun ini membuat pundi-pundinya bertambah Rp1,31 triliun.


Selain dua emiten tersebut, keluarga Haji Isam juga tercatat sebagai pengendali PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) melalui kedua anaknya, Liana Saputri dan Jhony Saputra.


Kapitalisasi pasar PGUN saat ini sudah mencapai Rp11,36 triliun, dengan kekayaan anak-anak Haji Isam di atas kertas menembus Rp8,7 triliun.


Dari Tambang ke Bisnis Terintegrasi


Karier Haji Isam dimulai di dunia batu bara sejak awal 2000-an. 


Ia belajar langsung di lapangan, kemudian mendirikan Jhonlin Baratama yang sempat menjadi kontraktor bagi PT Arutmin Indonesia.


Dari batu bara, ia merambah ke perkebunan, biodiesel (Jhonlin Agromandiri), transportasi udara (Jhonlin Air Transport), logistik maritim (Jhonlin Marine), hingga pabrik gula di Bombana yang pernah diresmikan Presiden Jokowi pada 2020.


Jejaring bisnisnya terbangun bukan hanya di Kalimantan Selatan, melainkan juga di level nasional.


Kehadirannya dalam forum-forum elite, dari peluncuran dana abadi Danantara hingga pertemuan dengan Bill Gates bersama Prabowo, menegaskan bahwa pengaruhnya kian meluas.


Jika digabungkan, kekayaan Haji Isam dan anak-anaknya di tiga perusahaan publik (JARR, TEBE, dan PGUN) mencapai Rp 19,74 triliun atau lebih dari US$ 1 miliar.


Angka tersebut belum termasuk bisnis privatnya yang tersebar di sektor batu bara, pelayaran, hingga perkebunan.


Dengan capaian ini, Haji Isam tak lagi sekadar “crazy rich Batulicin”. 


Ia menjelma menjadi salah satu figur ekonomi nasional yang patut diperhitungkan—baik di lantai bursa maupun dalam percaturan kekuasaan.


Sumber: Sawitku

Komentar