Dengan demikian, lanjut Viktor, harus didorong untuk mengonsumsi protein dan mengurangi karbohidrat.
"Yang masih ribut soal beras berarti kita masih miskin. Ciri khas orang miskin itu makan nasi dalam jumlah banyak. Lauknya hanya dua saja. Sambil dia cium, terus makan nasi, dilakukan berulang kali. Nanti setelah terakhir baru makan ikan dan nasi yang terakhir," ujar Viktor yang disambut tawa peserta yang hadir.
"Ke depan kita mau maju, bila perlu, karbohidrat tidak ada karena karbohidrat itu bikin ngantuk, gula darah, dan semuanya bermasalah," imbuhnya.
Viktor pun kembali meminta Bapanas mulai mengampanyekan makan protein dengan porsi yang banyak.
"Kita memiliki semuanya. Termasuk ikan teri yang selama ini kita anggap sepele, ternyata kandungan proteinnya tinggi. Pangan itu mengatur generasi masa depan. Kalau saya makannya kelor karena kelor itu salah satu pohon ajaib di dunia," ungkap Viktor.
Viktor pun berterima kasih kepada Bapanas yang telah hadir di NTT sehingga diharapkan sebagai sebuah momentum untuk memajukan pangan lokal dan nasional.
Sumber: kompas
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”
Mantan Menteri ESDM Kupas Konspirasi di Balik Polemik Freeport
Luhut Akui Proyek Whoosh Bermasalah Sejak Awal: Saya Terima Sudah Busuk Itu Barang