"Tanya informasinya, kalau perlu dengan pedagang. Nah, dari situ kita paham apa yang menjadi masalah ini. Sehingga kita bisa mengambil langkah yang lebih efektif dalam menyelesaikan permasalahan ini," ungkapnya.
Harisson juga menyoroti beberapa komoditi yang dapat menyumbang inflasi di Kalimantan Barat, seperti daging ayam ras, telur ayam, beras, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, dan angkutan udara. Ia mendorong Bupati dan Walikota untuk terus memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di wilayahnya.
Baca Juga: Pencegahan Stunting: Pj Gubernur Harisson & Pj TP PKK Windy Sisir Tanah Bertuah
Dalam konteks Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, Harisson memberikan dukungan penuh. Ia menyebut bahwa digitalisasi keuangan memudahkan pemantauan arus kas daerah dan meningkatkan efisiensi transaksi pemerintah. Harisson menilai bahwa program digitalisasi keuangan yang telah dijalankan oleh Pemprov Kalbar dapat diadopsi oleh Pemkab Kayong Utara.
"Saya sangat mendukung digitalisasi keuangan. Ini memudahkan kita memonitor arus kas keuangan. Pemprov juga telah melaksanakan program ini. Pemkab Kayong Utara juga harus melaksanakan program ini. Dimulai dari transaksi rutin, aliran kas daerah, perpajakan hingga retribusi. Nah, kemudian libatkan pelaku - pelaku usaha. Saya tadi juga sudah transaksi di pasar, sangat mudah menggunakan QRIS, tinggal scan, selesai. Tak perlu repot bawa - bawa uang cash, dan mempersingkat waktu transaksi," tandasnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: poinfomedia.com
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”