Rupiah terus menunjukkan tren melemah dalam setahun terakhir. Terutama sejak Bank Sentral AS atau The Fed menaikkan suku bunga ke level 5,25-5,50 pada Juli 2023 dan masih menahannya sampai saat ini.
Kebijakan suku bunga sendiri memang menjadi salah satu faktor penting yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar suatu mata uang.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual memprediksi bahwa melemahnya mata uang inj terjadi lantaran para investor telah direlokasi ke negara yang valuasinya lebih menarik seperti Jepang, dan negara lainnya.
"Ada sentimen negatif di pasar modal. Investor saham banyak yang realokasi ke pasar saham negara lain yang valuasinya menarik seperti China, India dan Jepang," kata David kepada Kantor Berita Politik RMOL, pada Sabtu (15/6).
Berdasarkan sentimen tersebut, David memprediksi bahwa rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.000-Rp16.500 per dolar AS dalam jangka pendek.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Dirut KCIC soal Utang Whoosh: Kita Serahkan ke Danantara
Impor Barang Bekas ke RI Meledak, dari 7 Ton jadi 3.600 Ton
Harga BBM Dex Series Naik Lagi per 1 November 2025
Makin Pede! Menkeu Purbaya Pamer Topi “8%”