Cara Dedi Mulyadi Tampung Keluhan Warga Soal Dugaan Pungli Tuai Pro Kontra, Kenapa?

- Kamis, 26 Juni 2025 | 12:50 WIB
Cara Dedi Mulyadi Tampung Keluhan Warga Soal Dugaan Pungli Tuai Pro Kontra, Kenapa?




NARASIBARU.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali menuai sorotan di media sosial.


Kali ini, giliran cara Dedi Mulyadi mendengar keluhan warga asal Ciamis bernama Yanti soal pungutan liar atau pungli di wilayah Jawa Barat yang jadi pro kontra.


Cerita bermula saat Dedi Mulyadi mengunggah konten di YouTube tentang adik Yanti yang bernama Usep, yang ditangkap Polres Sumedang atas dugaan menadah motor hasil curian.


Kata Yanti, Usep mendapat informasi soal penjualan motor bekas murah dari Facebook, namun tidak disertai dengan surat-surat resmi kendaraan seperti STNK hingga BPKB.


Usep, yang sepakat membeli satu unit motor senilai Rp2 juta, awalnya sempat dijanjikan bakal mendapat STNK kendaraan tersebut.


"Tapi sampai setelah 2 minggu, STNK-nya nggak ada," kata Yanti dalam video yang diunggah Rabu, 25 Juni 2025.


Ternyata, motor yang dibeli Usep memang barang curian. Pelaku yang menjual kendaraan itu berhasil ditangkap Polres Sumedang.


Sialnya bagi Usep, pelaku pencurian ikut menyeret namanya sebagai pembeli motor bodong itu.


Usep pun ikut ditangkap, meski tidak ikut terlibat dalam praktek pencurian motor tersebut. Ia dianggap ikut menadah barang hasil tindak kejahatan.


Kata Yanti lagi, keluarganya sempat datang ke Polres Sumedang untuk mengecek kondisi Usep di tahanan.


Dalam kunjungan mereka, Yanti menyebut sang ayah sempat mendengar selentingan soal uang tebusan senilai Rp20 juta untuk kebebasan Usep.


"Itu si bapak yang denger," tutur Yanti.


Di momen itu, Dedi Mulyadi sempat memastikan ke ayah Yanti, siapa orang yang memberinya informasi soal uang tebusan guna membebaskan Usep.


Namun, lelaki lanjut usia itu tidak bisa menjelaskan ciri-ciri orang yang dimaksud.


"Nggak lihat mukanya," kata dia.


Lantaran tidak bisa menunjukkan bukti dugaan pungli yang dikeluhkan, Dedi Mulyadi pun meminta Yanti untuk meralat cerita yang sudah sempat ia unggah di TikTok itu.


"Takutnya, ucapan teteh malah menjadi pelanggaran Undang-Undang ITE karena menyebar hoaks," jelas lelaki yang kini biasa disebut KDM.


Dedi Mulyadi, dalam lanjutan pernyataannya, juga menyangkal kemungkinan pungli di zaman yang setiap penyalahgunaan wewenang bisa dengan mudah diviralkan.


"Kata saya mah, tidak mungkin itu dilakukan di era sekarang yang gampang viral," papar Dedi.


Pernyataan itu lah yang kemudian memicu pro kontra di kolom komentar konten YouTube Dedi Mulyadi.


👉 Video di Akhir Artikel


Banyak yang menyebut Dedi Mulyadi kelewat naif karena menganggap praktek pungli di lingkungan kepolisian sudah tidak terjadi.


"Tentang yang 20 juta itu, saya yakin seluruh rakyat Indonesia yang pernah berurusan dengan kasus hukum sebenarnya sudah pernah mengalami semua. Itu sudah jadi rahasia umum," keluh salah satu warganet.


"Tetangga saya ketangkap narkoba, udah ada barang buktinya. Mereka minta tebusan di tempat, langsung bebas. Tebusannya 40 juta untuk tiga orang," timpal yang lain.


Bagi yang pro dengan Dedi Mulyadi, mereka melihat langkah sang Gubernur untuk tidak langsung bereaksi dengan keluhan pungli dari warga sudah tepat.


Mengingat kedua orang dalam video juga tidak bisa menggambarkan ciri-ciri oknum kepolisian yang menawarkan kebebasan keluarga mereka lewat uang tebusan.


"Sengaja nutupin pak Gubernur mah. Niatnya melindungi rakyat kecil, biar nggak makin panjang urusannya. Udah pasti hafal pak Gubernur mah, sama kebiasaan oknum polisi," tutur salah satu warganet yang membela Dedi Mulyadi.


"Yang masalah 20 juta, saya yakin diam-diam oknum itu akan diselidiki sama KDM. Cuma kalau di media, KDM bicara seolah-olah kejadian itu tidak ada. Itu untuk menjaga nama baik penegak hukum yang jujur," sahut yang lain.


Dedi Mulyadi sendiri akhirnya memberi saran untuk Yanti dan sang ayah lebih baik mengikuti proses hukum yang saat ini dijalani Usep.


Ada juga bantuan uang tunai senilai Rp10 juta yang diserahkan Dedi Mulyadi ke Yanti dan ayahnya, untuk membantu Usep menghidupi tiga anaknya selama ia ditahan.


👇👇



Sumber: Suara

Komentar