“Saya pribadi tak merasa memiliki musuh dan masalah pribadi. Terlebih aksi ini terjadi di luar kota tempat kerja saya ataupun domisili saya,” katanya, dengan tangan masih tertancap jarum infus.
Faul bercerita, Selasa (23/1) Subuh mendapatkan kabar duka dari teman kerjanya di Kota Surabaya. Karena masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, ia baru bisa berangkat ke Surabaya sekitar pukul 17.00. “Baru melintas di TKP (tempat kejadian perkara) sekitar pukul 02.00, Rabu (24/1),” katanya.
Sebelum melintas di TKP, Faul sempat berhenti di sisi barat exit Tol Gending. Hendak menyalakan rokok. Saat itu, kondisi jalanan di sekitar TKP sangat sepi dan gelap. Tak ada kendaraan yang berlalu lalang. Baik dari timur maupun dari barat. “Bahkan, saya tak menyadari ada motor di belakang saya,” katanya.
Baca Juga: Soal Pembacokan Terhadap Warga Banyuwangi, Begini Kata Kepolisian
Sesampai di tikungan usai pintu gerbang Pantai Bentar, tiba-tiba ada pemotor yang menyalipnya. Motor itu dikendarai dua orang. Berboncengan. Faul merasa pundaknya ditepuk. Spontan ia menoleh. Namun, kaget setelah melihat pembonceng motor itu mengacungkan parang ke arahnya menggunakan tangan kiri.
“Ternyata bukan menepuk, tapi menyabetkan parangnya ke punggung saya. Dia acungkan parangnya ke saya, mungkin maksudnya agar saya berhenti atau mau membacok lagi atau bagaimana,” katanya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbromo.jawapos.com
Artikel Terkait
UAS Bantah Gubernur Riau Kena OTT KPK, Cuma Dimintai Keterangan Katanya
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut terkait Kasus Whoosh
Kasus Ijazah Jokowi Masuk Babak Baru, Selangkah Lagi Ada Tersangka
Tak Peduli Luhut, Jokowi atau Siapa pun, Semua Harus Diperiksa di Kasus Whoosh