NARASIBARU.COM - Penangkapan seorang pria yang disebut aparat sebagai sosok di balik peretas atau hacker 'Bjorka' memicu perdebatan luas. Alih-alih menutup kasus, langkah ini justru menimbulkan pertanyaan baru mengenai akurasi investigasi siber di Indonesia.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi (CISSReC), Pratama Persadha, menilai klaim aparat patut dipertanyakan. Menurutnya, identitas Bjorka selama ini terbungkus lapisan anonimitas yang sangat kompleks, sehingga tidak mudah diatribusikan pada satu orang semata.
“Bjorka bukan hanya akun anonim biasa, tapi sudah menjadi semacam persona kolektif yang bisa dijalankan lebih dari satu orang. Karena itu, wajar publik meragukan penangkapan yang dilakukan,” kata Pratama dihubungi JawaPos.com.
Keraguan itu bukan tanpa alasan. Sejak 2022, Bjorka dikenal konsisten membocorkan data jutaan warga Indonesia, berinteraksi di forum gelap internasional, dan bahkan menantang pemerintah.
Namun, setelah aparat mengumumkan penangkapan, aktivitas akun Bjorka tetap berlanjut tanpa hambatan. Hal ini memunculkan dugaan bahwa yang ditangkap hanyalah sosok periferal, bukan otak utama di balik operasi peretasan.
Artikel Terkait
Kakaknya Dituding Autis, Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Buat Sayembara 10.000 Dolar Buat Cari Pelaku
Viral Pencurian di Bogor Bikin Geleng-geleng Kepala, Pelaku Cuma Pakai Celana Dalam saat Beraksi
Tanggapan KSAD Maruli Simanjuntak soal Mayjen TNI Adipati di Kasus Tanah JK
Tak Gentar Hadapi Jusuf Kalla, Lippo Group: Dengan Dasar Apapun Tidak Sah!