PONTIANAK - Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat Harisson menyoroti perbedaan angka pelaporan harga bahan pokok (bapok) pada Indeks Perkembangan Harga (IPH) yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan kondisi riil di pasar.
Fakta itu didapatinya ketika turun langsung ke Pasar Tradisional Ratu Melati di Kabupaten Ketapang, Selasa (16/1).
Baca Juga: Nilai Kepatuhan Pelayanan Publik Naik, Pj Wako: Terus Lakukan Perubahan
Harisson mengatakan dirinya sengaja turun langsung lantaran Kabupaten Ketapang menempati posisi IPH tertinggi se-Kalbar pada minggu kedua Januari 2024.
Namun ia justru mendapati ketidaksesuaian data IPH itu dengan kondisi di lapangan.
Artikel Terkait
Mau ke Bandara, Wanita dari Depok Diperkosa Sopir Taksi Online di Bahu Tol
Saat Dua Raja Keraton Surakarta Salat Jumat Bareng di Masjid Agung tapi tak Saling Sapa
Pria Bandung Bobol Situs Kripto asal Inggris hingga Raup Rp6,6 Miliar, Begini Modusnya
Kakaknya Dituding Autis, Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya Buat Sayembara 10.000 Dolar Buat Cari Pelaku