Namun, seiring berjalannya waktu, kondisi wajah Jokowi semakin berbeda.
Tifa mengatakan Jokowi sedang mengalami gangguan kesehatan akibat stres.
Terlebih kasus ijazah palsu sampai hari ini belum juga rampung.
Untuk mengatasi kondisi wajah itu, Dokter Tifa menyarankan agar Jokowi segera menunjukan ijazahnya.
Ini dilakukan agar permasalahan soal ijazah palsu ini segera berakhir.
"Saya sangat prihatin, sebagai dokter mudah-mudahan beliau bisa sembuh seperti sediakala dan, menurut saya kalau sebagai dokter saya melihat ketika di video saya melihat beliau stres sekali," ucapnya.
"Jadi untuk mengatasi hal itu saya mohon pak Joko Widodo supaya Anda tidak stres berkepanjangan, supaya tidak terus-menerus mengalami penyakit kulit, maka mohon bapak bukalah itu dokumen ijazah asli, maka kami akan bisa menerima dengan senang hati," kata Dokter Tifa dilansir Tribun-Medan.
Selain stres, Jokowi juga sebelumnya pernah dirumorkan terserang penyakit Steven Johnson Syndrome (SJS).
Namun isu Jokowi terserang penyakit Steven Johnson Syndrome langsung dibantah oleh ajudannya, Kompol Syarif Fitriansyah.
"Wah, hoaks itu, enggak benar itu," tegas Syarif, Kamis (5/6/2024).
Ia memastikan bahwa Jokowi tidak mengalami gejala panas atau gatal yang sering kali menyertai penyakit tersebut.
"Beliau enggak ada ngerasain panas, enggak ada ngerasain gatal," ujarnya.
"Jadi, pure hanya alergi biasa. Autoimun juga, enggak," imbuh Syarif.
Pengertian penyakit Autoimun dan Hiperkortisolisme
Sementara itu, dua penyakit yang disebut Dokter Tifa yakni Autoimun dan Hiperkortisolisme belakangan tengah jadi sorotan.
Untuk diketahui, penyakit autoimun adalah kondisi kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri.
Biasanya, sistem kekebalan tubuh berguna untuk menjaga tubuh dari bakteri dan virus.
Namun orang yang mengidap autoimun justru sistem kekebalan tubuhnya lah yang menyerang tubuhnya hingga terserang penyakit.
Penyebab penyakit autoimun belum diketahui secara pasti dari sisi medis.
Namun ada beberapa kondisi yang diduga jadi pemicu autoimun, di antaranya adalah keturunan, terpapar infeksi bakteri atau virus, terpapar bahan kimia, merokok, dan obesitas.
Berikut adalah gejala penyakit autoimun yang sering dialami penderita:
Demam yang hilang timbul
Bengkak di sendi atau wajah
Rambut rontok
Sering merasa lemas
Otot pegal atau nyeri sendi
Ruam kulit
Sulit konsentrasi
Kesemutan di tangan atau kaki
Berbeda dengan autoimun, penyakit Hiperkortisolisme justru disebabkan karena tingginya kadar hormon kortisol di dalam tubuh.
Untuk diketahui, kortisol adalah hormon yang menghasilkan kelenjar adrenal, manfaatnya adalah untuk menjaga fungsi jantung hingga mengurangi peradangan.
Hiperkortisolisme biasa disebut sebagai sindrom cushing.
Pemicu penderita mengidap Hiperkortisolisme adalah karena dua hal, yakni eksternal dan internal.
Penyebab eksternal penyakit Hiperkortisolisme adalah karena penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang dan dosis tinggi.
Sedangkan penyebab internal penyakit Hiperkortisolisme adalah karena tingginya kadar hormon ACTH.
Akibat dari tingginya hormon ACTH adalah penderitanya bisa mengidap tumor di kelenjar hipofisis, pankreas, kelenjar endokrin dan kelenjar adrenal
Sumber: Wartakota
Artikel Terkait
Tawuran di Sawangan Depok, Dua Pelajar Sekarat di Jalan Kena Bacok
Motor Bermasalah Diisi BBM Pertalite, Pertamina Siapkan Ganti Rugi
Rini Soemarno Ikut Bertanggung Jawab Proyek Kereta Cepat
Polisi di Lampung Ditangkap Polisi karena Mencuri Mobil Polisi