Diungkap bahwa jumlah unsur NII di Al Zaytun mencapai ribuan yang jumlahnya semakin bertambah seiring bergantinya angkatan baru.
Mereka memiliki jaringan yang aktif namun tak berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Hal tersebut diungkap oleh seorang alumnus Al Zaytun yang bernama Rizal.
Kode tersebut dipakai untuk membedakan santri yang merupakan anggota NII dengan mereka yang bukan merupakan anggota. Pasalnya, Rizal mengungkap tak semua santri Al Zaytun merupakan pentolan NII.
Tetapi, pihak pesantren mengharapkan alumninya untuk berkontribusi secara aktif di NII.
Konsekuensi jika tidak aktif di NII adalah dikucilkan dan tidak boleh datang kembali ke Al Zaytun meski tujuannya adalah untuk silaturahmi.
Bahkan, mereka yang enggan terlibat dan memberi kontribusi mereka ke NII dicap sebagai seorang pembangkang.
MUI benarkan ada Al Zaytun berafiliasi dengan NII
Keberadaan unsur NII di Al Zaytun juga dibenarkan Majelis Ulama Indonesia atau MUI. Wasekjen MUI Bidang Hukum dan HAM Ikhsan Abdullah dalam keterangannya di Gedung Menkopolhukam, Rabu (21/6) mengungkap pihaknya telah menyatakan adanya afiliasi NII dengan Al Zaytun.
Ikhsan membeberkan hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!