Secara jelas, Ibu Mawar mengaku merupakan anggota aktif NII. Bahkan Ibu Mawar mengatakan jika suaminya adalah pengurus NII di satu tempat di Indonesia.
Dari sana Ibu Mawar buka-bukaan, sudah tidak nyaman berada dalam naungan NII.
Satu di antara ketidaknyamanan adalah adanya paksaan anggota NII harus menyetorkan uang pada Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang.
"Ada hal membuat tidak nyaman. Misal, per anggota ditargetkan memberikan sejumlah uang. Mirip iuran-iuran, yang dipaksakan," ungkap Ibu Mawar.
Dijelaskannya, jika dana tersebut akan disalurkan untuk proses pembangunan Masjid Rahmatan Lil Alamin di Komplek Pondok Pesantren Al Zaytun.
Dana yang sudah terkumpul dikelola Program JAMMAS (Jahe Membangun Masjid). "Semua yayasan (diduga Al Zaytun) yang bernaung dibawah NII, anggotanya mengikrarkan program JAMMAS, untuk kesanggupan memberikan dana sebagai donatur," ungkap Ibu Mawar.
Dia harus menyerahkan sumbangan ke Ponpes Al Zaytun lantaran bersifat wajib. Dia semakin tidak nyaman lataran tiap bulannya, setoran bulanan dinaikkan.
Hal tersebutlah diakuinya menjadi satu di antara mundurnya dari NII. "Di wilayah yang suami, saya urus," kata dia.
Dana yang sudah terkumpul lalu dikelola bersama semua anggota yang ada di bawahnya itu (NII). Untuk pastinya diatas Rp3 miliar," tutur anggota NII yang enggan minta dirahasikan.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!