"Kalau ini tidak ditata e-commerce 6 bulan saja langsung tutup. Karena memang TikTok ini luar biasa. Makanya kita atur sedemikian," sambung Mendag Zulhas.
Ancaman UMKM
Sementara itu, anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam mengeluhkan bahwa TikTok membuat persaingan usaha para UMKM sangat tidak sehat. Bahkan menurut dia, social commerce menjadi ancaman bagi UMKM.
"Kita dalam situasi ancaman social commerce TikTok. Tiktok sangat berbahaya di lingkungan kita. Masyarakat kita diberikan ruang untuk live jualan produk kemudian yang laku laku dikloning," keluh Mufti.
Mufti mengungkapkan, TikTok memiliki teknologi Artificial Inteligent (AI) yang bisa membaca algoritma produk apa yang laku di Indonesia dan kemudian TikTok memproduksi sendiri produk tersebut dan dijual dengan harga yang murah.
Hal ini jugalah yang membuat UMKM kalah saing lantaran pembeli cenderung berbelanja di TikTok.
"Belum seminggu barang yang dilaunching itu sudah diproduksi di China dan sudah ada di negara kita. Banyak UMKM kita mengeluh ketika produknya laku berjuta- juta dan minggu berikutnya ada produk yang mirip persis, kualitasny sama tapi dijual dengan harga yang murah," kata Mufti.
Sumber: kompas
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!