Dikatakan Ari, kritik yang disampaikan sebagai upaya menarik perhatian atau membangun opini di tengah kontestasi politik Pemilu 2024 dengan kepentingan elektoral juga sah-sah saja untuk dilakukan.
"Tapi, semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, dengan fakta, dengan bukti," katanya.
Semua masukan baik pujian ataupun kritik, kata Ari, akan selalu menjadi 'vitamin' untuk meningkatkan kinerja pemerintahan sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kritik terhadap Jokowi terpampang pada banner berukuran sekitar 4 x 3 meter yang terpasang di sebelah utara Bundaran UGM, Yogyakarta, sejak Jumat (8/12).
Banner tersebut memuat tulisan berwarna merah "Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan" dengan wajah Presiden Jokowi yang terbagi menjadi dua sisi, menggunakan mahkota raja dan topi petani
Sumber: tvOne
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!