Menurut Nuland, semula kedua negara sempat bernegosiasi untuk pembelian sistem pertahanan udara Patriot sebagaimana digunakan pula oleh Ukraina untuk mengacak-acak sistem radar pesawat dan drone serta kemampuan dan daya ledak rudal Rusia.
Akan tetapi, Amerika Serikat kemudian mendadak menghentikan pembicaraan ketika mendengar kabar pembelian S-400 dari Rusia oleh Turki.
Meski demikian, penyelesaian masalah ini diyakini akan segera berakhir karena Turki berupaya meyakinkan kepada Amerika Serikat bahwa negaranya memiliki kemampuan pertahanan yang kuat.
Dalam perkembangannya, Amerika Serikat mempertimbangkan sejumlah hal yang membuat pihaknya melibatkan kembali Turki dalam pengembangan F-35 sekaligus mengizinkan pembeliannya.
Pertama, Turki dianggap memiliki komitmen untuk mengupayakan Swedia agar bisa bergabung dengan NATO.
Turki mengizinkan Swedia bergabung dengan NATO setelah parlemen atau DPR setempat mengesahkan undang-undang terbaru.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: zonajakarta.com
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!