Jangankan dibeli oleh sopir biang kerok kecelakaan, Pradana bahkan terancam gigit jari.
Sebab polisi mengatakan kalau omongan Isnen itu ngelantur.
Apalagi hingga saat ini Isnen juga belum ditahan meski sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kondisi keluarganya juga bukan orang berada bahkan sebelum kecelakaan sempat cerita kekurangan uang untuk membeli makan di rest area.
"Tadi penyelidik menyampaikan komunikasi dengan anak ini, omongannya masih melantur," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan polisi telah melakukan pemanggilan terhadap keluarga Isnen.
Kedatangan keluarga yakni untuk menemani tersangka selama proses penyidikan demi kelancaran pemeriksaan.
"Kami sudah menghubungi keluarganya untuk mendampingi, karena anak perlu pendampingan," kata Latif.
Pelaku menolak kehadiran sang kakak.
Isnen mengaku tidak ingin didampingi oleh kakaknya.
"Perilaku anak ini agak temperamental.
Didampingi kakaknya tidak mau. Kami hubungi pihak keluarga, hanya kakaknya yang datang. Anak ini tidak diterima," jelas Latif.
Karena MI menolak kehadiran kakaknya, polisi bakal meminta bantuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk pendampingan.
"Kalau dilihat pemeriksaan, tempramental ini anak. Dari KPAI juga akan kami mintai untuk bagaimana penanganan kasus ini agar segera terselesaikan," ujar Latif.
Meski terlihat tempramental, tes urine dan alkohol yang dilakukan terhadap MI menunjukkan hasil negatif
Sumber: Tribunnews
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!