Bahkan, siswa yang sudah selesai makan pun sempat ada yang harus menunggu sampai kondisi bus tersebut benar-benar siap berangkat.
"Karena ada yang salat Magrib juga. Pas jalan keluar parkir itu mobil terlihat normal sih, lampunya juga menyala," katanya.
Berselang beberapa menit, kabar buruk itu diterima Muslim.
Bus pariwisata Putera Fajar dengan nomor polisi AD 7524 DG mengalami kecelakaan, tak jauh dari rumah makan miliknya.
Tanpa pikir panjang, Muslim langsung bergegas turun, menuju lokasi kejadian untuk memastikan informasi tersebut.
Setibanya di lokasi kejadian, Muslim kaget karena bus yang mengalami kecelakaan itu merupakan tamunya yang baru selesai istirahat makan di rumah makan miliknya.
"Saya juga sempat ikut membantu evakuasi menggunakan kendaraan pribadi membawa korban luka ringan sampai ke Puskesmas Jalancagak," ucapnya.
Kecelakaan maut di Jalan Raya Ciater, Subang, itu terjadi sekitar pukul 18.45 WIB, melibatkan lima kendaraan, yakni satu bus pariwisata, satu mobil Feroza, dan tiga sepeda motor.
Korban yang terlibat kecelakaan itu totalnya mencapai 64 korban, terdiri dari 11 yang meninggal dunia, 13 luka berat, dan 40 luka ringan.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Jules Abraham Abast, mengatakan, semua korban meninggal dunia dari rombongan bus dan pengendara motor sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kecelakaan maut tersebut dengan menggunakan metode traffic accident analysis (TAA) oleh penyidik Laka Lantas Polres Subang bersama Dit Lantas Polda Jabar.
TAA adalah metode analisis komprehensif tentang kecelakaan lalu lintas oleh berbagai ilmu, dan diperoleh laporan analisis kecelakaan lalu lintas yang ilmiah dan dapat diterima, pengetahuan tersebut meliputi kinematika, fotogrametri, fotografi forensik, pemindai laser 3D, dan perangkat lunak analisis kecelakaan.
"Penyebab pasti kecelakaan menunggu hasil tim olah TKP," ucapnya
Sumber: Tribunnews
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!