Gencatan Senjata Iran dan Israel Rapuh, Trump Frustrasi: Mereka Sudah Tak Tahu Apa yang Dilakukan

- Rabu, 25 Juni 2025 | 06:20 WIB
Gencatan Senjata Iran dan Israel Rapuh, Trump Frustrasi: Mereka Sudah Tak Tahu Apa yang Dilakukan


Dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut, Trump melakukan diplomasi cepat dengan Netanyahu dan pejabat Iran, menghasilkan kesepakatan gencatan senjata dalam waktu 48 jam.


Namun, perdamaian itu tampak rapuh karena kedua pihak masih saling tuding melakukan pelanggaran.



Dampak Global dan Reaksi Dunia


Ketegangan yang meningkat ini tak hanya menjadi kekhawatiran kawasan Timur Tengah, tetapi juga berdampak besar pada ekonomi global, terutama terkait Selat Hormuz—jalur pelayaran utama minyak dunia.


Jika gencatan senjata gagal dan Iran menutup selat tersebut, harga minyak mentah bisa melonjak drastis.



China, mitra dagang terbesar Iran, mengecam serangan AS dan memperingatkan “spiral eskalasi” yang bisa mengganggu stabilitas global.


Data Korban dan Kerusakan


Berdasarkan data terbaru dari Human Rights Activists yang berbasis di Washington:


Iran: 974 orang tewas, 3.458 luka-luka, termasuk 387 warga sipil dan 268 personel keamanan.


Israel: 28 orang tewas, lebih dari 1.000 terluka. Serangan roket menghancurkan tiga gedung apartemen di Beersheba, dengan pecahan kaca, puing, dan bangkai mobil terbakar ditemukan di lokasi.


Pangkalan AS: Tidak ada korban jiwa meski ada serangan drone di Ain al-Assad, Irak, dan bandara Baghdad.


FBI Alihkan Fokus dari Imigrasi ke Iran


Di dalam negeri, Pemerintah AS melalui FBI memperketat pengawasan terhadap potensi ancaman dari Iran.


Menurut laporan Reuters, beberapa agen FBI dibebaskan dari tugas-tugas imigrasi untuk fokus pada kontra-terorisme, kontra-intelijen, dan keamanan siber terkait Iran.


Kantor-kantor lapangan FBI di Chicago, Los Angeles, San Francisco, New York, dan Philadelphia membatalkan rotasi tugas bagi agen ke bidang imigrasi.


Keputusan ini menandakan keseriusan Washington menanggapi potensi ancaman akibat ketegangan tersebut.


Damai atau Jeda Sementara?


Meskipun tidak ada serangan besar baru setelah deklarasi gencatan senjata, situasi tetap tegang dan rentan.


Trump mengakui bahwa kesepakatan ini mungkin hanya sementara, terutama jika “kedua pihak tidak kembali waras,” ujarnya di Air Force One sebelum terbang ke Eropa.


Jika ketegangan kembali meningkat, bukan hanya Timur Tengah yang terancam, tetapi juga stabilitas global, jalur perdagangan, serta hubungan internasional yang telah rapuh sejak awal konflik.


Dunia kini hanya bisa berharap jeda ini menjadi awal dari diplomasi baru yang lebih damai, bukan sekadar peralihan menuju babak kekerasan berikutnya


Sumber: Tribunnews 


Halaman:

Komentar