REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Layanan perbankan Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan selama hampir sepekan. Pada Sabtu (13/5/2023), akun Twitter @darktracer_int menyebut bahwa LockBit Ransomware mengaku bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi di BSI. Gangguan itu merupakan hasil dari serangan mereka.
Siapa LockBit? LockBit merupakan salah satu grup peretas yang aktif sejak 2019. Geng LockBit yang sebelumnya dikenal sebagai ABCD adalah operator ransomware LockBit, LockBit 2.0, dan LockBit 3.0, yang dirilis pada Juni 2022 sebagai bagian dari kampanye baru grup tersebut.
Operasi ransomware mereka, pertama kali diluncurkan pada 2019 telah berkembang menjadi salah satu operasi yang paling aktif dan berdampak. LockBit yang berfungsi sebagai model Ransomware-as-a-Service (RaaS), merekrut afiliasi di forum bawah tanah untuk meluncurkan serangan yang produktif. Tampaknya grup tersebut hanya bekerja dengan afiliasi yang berpengalaman dan mahir secara teknis.
Menurut peneliti, pada Mei 2022, LockBit 2.0 menyumbang 46 persen dari semua serangan ransomware yang terjadi pada 2022. Dalam serangan mereka, operator LockBit memanfaatkan teknik pemerasan ganda yakni mengancam korban dengan data yang disusupi agar membayar uang tebusan.
Geng tersebut juga terlihat melakukan pemerasan tiga kali lipat dengan meluncurkan serangan DDoS yang menargetkan infrastruktur korban agar tidak tersedia dan memastikan korban akan membayar. LockBit adalah “aktor” yang bermotivasi finansial dan telah melancarkan serangan terhadap korban di berbagai sektor, termasuk layanan profesional, konstruksi, ritel, manufaktur, dan sektor publik.
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026