Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai belum mampu memberikan dampak signifikan bagi perekonomian rakyat.
Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS), Yose Rizal Damuri, mengatakan program prioritas yang telah memakan banyak anggaran itu belum mendongkrak perekonomian.
"(MBG) itu belum terlihat dapat menggerakan perekonomian masyarakat secara lebih merata Padahal berbagai program-program tersebut sudah mengalihkan sumber daya negara dari berbagai pos-pos yang lainnya,"katanya dalam media briefing virtual pada Selasa, 2 September 2025.
Sementara itu, Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan menambahkan bahwa program tersebut tidak efektif dan tidak mendesak, tetapi masih dijalankan pemerintah.
"Program mahal prioritas pemerintah dan dampaknya hingga saat ini masih tidak efektif atau tidak mendesak itu tetap dijalankan, misalnya MBG," tuturnya.
Ia pun mengatakan bahwa anggaran program MBG yang melonjak dari Rp171 triliun tahun ini, menjadi Rp335 triliun pada tahun 2026 mendatang.
Anggaran tersebut, kata Deni menguasai 44 persen dari pos anggaran pendidikan yang sebesar Rp757,8 triliun pada tahun depan.
Adapun realisasi anggaran MBG hingga Agustus 2025 telah mencapai Rp10,3 triliun atau 14,5 persen dari total anggaran Rp71 triliun.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan saat ini sudah ada 20,5 juta penerima manfaat MBG yang dilayani oleh 5.905 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG.
Sumber: rmol
Foto: Makan Bergizi Gratis (MBG). (Foto: BGN)
Artikel Terkait
Dinilai Lukai Hati Rakyat, PDIP Didesak Segera Copot Deddy Sitorus dari Anggota DPR
BEM Unisba Akui Polisi Serbu Kampus
Nasdem Minta Gaji, Tunjangan, Hingga Fasilitas yang Melekat ke Sahroni dan Nafa Urbach Dicabut
Beredar Surat Imbauan Pam Swakarsa di Seluruh Indonesia, Mabes TNI Buka Suara