NARASIBARU.COM - Eks Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Komjen Purn Dharma Pongrekun menyinggung soal budaya di tubuh institusi Polri.
Awalnya, dia menyebut bahwa hal yang didapatnya dari pendidikan di akademi kepolisian (dulu AKABRI) tak mampu membendung arus kuat yang terjadi di tubuh Korps Bhayangkara.
"Setelah kami selesai ternyata teori-teori yang kami dapatkan, latihan-latihan yang kami dapatkan tidak mampu untuk mengatasi kekuatan daripada arus (di dalam tubuh Polri) itu sendiri, arus budaya organisasi," ujarnya dalam perbincangan di Podcast Forum Keadilan TV yang diunggah pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Dia lantas memberi contoh budaya di tubuh Polri. Menurutnya, budaya tersebut kerap jadi perdebatan di masyarakat.
"Seperti yang diributkan masyarakat, masih ada pemerasan, ada korupsi, ada kekerasan dan sebagainya," ungkapnya.
Hal itu, kata dia, menjadi persoalan. Jika hal itu tidak ada, lanjutnya, tidak akan ada masalah terkait reformasi Polri.
Dharma Pongrekun mengaku, dirinya ingin menjadi polisi yang baik. Namun, rasa aman sebagai anak buah atau anggota Polri sangat ditentukan oleh value yang dibangun oleh pimpinannya.
"Rasa aman daripada anggota untuk dia tetap bertahan di organisasi tersebut dengan nyaman adalah mengikuti value. Kalau tidak nanti akan disebut 'kamu melawan arus'" ujarnya.
Arus tersebut, kata dia, tak kasat mata. Namun, apa yang terjadi di dalamnya ibarat 'kerbau yang dicucuk hidungnya' dan ada konsekuensi jika tak mengikuti arus tersebut.
"Tampias, tergeser dari harapan-harapan yang dianggap mampu atau bisa untuk mewarnai atau memperbaiki organisasi, otomatis," tandasnya.***
Sumber: konteks
Artikel Terkait
Fitnah Heryanto Setelah Kematian Dina
Pertemuan Surya Paloh–Sjafrie Sjamsoeddin Kental Muatan Politik
Menteri Agama: Kejahatan Seksual di Pesantren Dibesar-besarkan Media
PSI Partai Doyan Gimik, Analis Bongkar Strategi Bapak J Cuma Jualan Nama Jokowi-Kaesang