Apa Penyebab Timothy Anugerah Saputra Meninggal Dunia? Mahasiswa Udayana Bali yang Viral Akhiri Hidup Setelah Diduga Jadi Korban Bullying

- Sabtu, 18 Oktober 2025 | 21:00 WIB
Apa Penyebab Timothy Anugerah Saputra Meninggal Dunia? Mahasiswa Udayana Bali yang Viral Akhiri Hidup Setelah Diduga Jadi Korban Bullying


Peristiwa memilukan mengguncang Universitas Udayana (Unud) Bali pada Selasa, 15 Oktober 2025.

Seorang mahasiswa bernama Timothy Anugerah Saputra, yang menempuh semester VII di Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), ditemukan meninggal dunia setelah melompat dari lantai empat gedung fakultasnya.

Kasus ini menjadi viral di media sosial lantaran muncul dugaan bahwa Timothy Anugerah sebelumnya mengalami perundungan (bullying) dari rekan-rekan kampusnya.

Tragedi ini membuka kembali pembicaraan tentang pentingnya lingkungan akademik yang sehat, suportif, dan penuh empati.

Sosok Timothy Anugerah Saputra

Timothy Anugerah lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 25 Agustus 2003.

Ia dikenal sebagai mahasiswa yang ramah, sopan, dan cerdas, serta aktif dalam berbagai kegiatan akademik.

Meski jauh dari kampung halaman, Timothy Anugerah mudah beradaptasi dengan kehidupan di Bali.

Teman-temannya menggambarkan sosoknya sebagai pribadi lembut dan selalu siap menolong siapa pun.

Namun di balik senyum dan keramahan itu, Timothy ternyata menyimpan luka batin mendalam akibat candaan dan ejekan yang terus-menerus diterimanya.

Kronologi Perundungan Hingga Akhir Tragis

Bullying yang dialami Timothy disebut bermula dari hal-hal sepele. Ia menjadi bahan ejekan di grup WhatsApp kampus.

Beberapa tangkapan layar percakapan yang beredar di media sosial memperlihatkan kata-kata kasar dan olokan yang menyudutkan Timothy.

Ironisnya, setelah ia meninggal, masih ada sejumlah mahasiswa yang menjadikan tragedi itu bahan lelucon di media sosial.

Pagi itu, sekitar pukul 09.00 WITA, Timothy diduga melompat dari lantai empat gedung FISIP. Kabar tersebut dengan cepat menyebar di dunia maya dan memantik gelombang kemarahan publik.

Banyak yang menilai kasus ini sebagai bukti nyata bahwa perundungan di lingkungan pendidikan masih kerap diremehkan, padahal dampaknya bisa fatal.

Langkah Tegas dari Universitas Udayana

Menanggapi kejadian tersebut, pihak Universitas Udayana langsung mengambil langkah tegas.

Enam mahasiswa yang terlibat dalam tindakan tak pantas dan komentar tidak empatik terhadap kematian Timothy dikenai sanksi berat.

Empat di antaranya merupakan pengurus Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) FISIP Unud, yakni Vito Simanungkalit, Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama, Maria Victoria Viyata Mayos, dan Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana.

Dua lainnya adalah Leonardo Jonathan Handika Putra dari BEM Fakultas Kelautan dan Perikanan serta Putu Ryan Abel Perdana Tirta dari DPM FISIP.

Pada 17 Oktober 2025, Himapol resmi mengumumkan pemecatan keenam mahasiswa itu dari organisasi.

Mereka juga dijatuhi sanksi akademik berupa nilai D untuk semua mata kuliah yang sedang diambil.

Dalam pernyataan resmi, Himapol menyebut tindakan mereka sebagai “perilaku amoral yang memperdalam luka bagi keluarga dan civitas akademika.”

Para pelaku kemudian menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui video dan menyatakan siap bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

Dampak Sosial dan Refleksi Bersama

Kasus meninggalnya Timothy memicu gelombang empati di berbagai platform.

Banyak warganet dan mahasiswa dari kampus lain membagikan pengalaman serupa tentang perundungan di lingkungan pendidikan, sambil menuntut agar sistem konseling kampus diperkuat.

Pihak keluarga disebut menerima dengan ikhlas dan memilih untuk tidak membawa kasus ini ke ranah hukum. Meski begitu, duka mereka tidak terlukiskan.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa bullying bukan sekadar gurauan, tetapi bisa menghancurkan mental dan bahkan merenggut nyawa seseorang.

Sumber: jawapos
Foto: Apa Penyebab Timothy Saputrameninggal dunia? Mahasiswa Udayana Bali usai diduga dibully teman kampus. Enam pelaku dijatuhi sanksi berat. (TikTok @ulullaby)

Komentar