Di ujung kekuasaannya sebelum 20 Oktober 2024, sikap ketidaksukaan publik terhadap Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi makin menguat. Situasi ini sangat berbeda dengan suasana alih kepemimpinan pada masa presiden-presiden sebelumnya.
Mantan Menko Polhukam Mahfud MD melihat ada dua hal penyebab sikap publik seperti itu. Pertama, muncul kesadaran untuk melawan upaya-upaya Jokowi untuk melanggengkan kekuasannya.
Menurut Mahfud, Jokowi sudah lama mengatur strategi agar tetap berkuasa. Upaya Jokowi dimulai dari apel kepala desa dan perangkat desa seluruh Indonesia dalam acara Silaturahim Nasional Apdesi 2022 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa 29 Maret 2022.
"Apel kepala desa dimotori menteri-menteri agar membuat pernyataan tiga periode," kata Mahfud dalam podcast Bambang Widjojanto dikutip Minggu 19 Oktober 2025.
Namun beruntung, partai politik, pejuang demokrasi dan masyarakat melawan habis-habisan, sehingga upaya tiga periode tersebut gagal total.
Kemudian dimunculkan lagi ide perpanjangan masa jabatan Jokowi hingga tiga tahun dengan alasan selama pandemi Covid-19 pemerintahan tidak berjalan maksimal.
"Usulan itu kembali dilawan. Pak Jokowi bagus atau tidak, tetap harus pemilu," kata Mahfud.
Sumber: rmol
Foto: Presiden ke-7 RI Joko Widodo. (Foto: Istimewa)
Artikel Terkait
Purbaya dan Teddy Magnet Baru di Lingkaran Prabowo
KPU Jawab Tudingan Roy Suryo soal Pasal Selundupan untuk Gibran: Aturan Sudah Sesuai Hukum
Kronologi Timothy Mahasiswa Unud Diduga Bunuh Diri akibat Bullying, Lompat dari Lantai 4 Kampus
Bikin Syok! Briptu Rizka Tak Sendirian Menghabisi Suami yang Juga Polisi, Ia Ternyata Dibantu Ayah, Ibu, dan Adiknya