Adili Pelaku Korupsi Woosh dan Garuda

- Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB
Adili Pelaku Korupsi Woosh dan Garuda




Oleh:Azas Tigor Nainggolan


MASALAH korupsi dan utang yang sangat besar sedang melilit dua alat transportasi publik milik Republik Indonesia. 


Kereta Cepat Jakarta Bandung alias Whoosh memiliki utang Rp 120 triliun dari China dan perusahaan maskapai penerbangan Garuda memiliki uutang Rp185 triliun dari banyak pihak.  


Berbagai kontroversi muncul akibat isu utang Whoosh. Ada isu korupsi pengelembungan pembangunan konstruksi dan isu penghentian pembangunan lanjutan Whoosh ke Surabaya sesuai perencanaan awal.  





Garuda juga diterpa isu korupsi dari banyak pihak seperti penyewa pesawat, pembelian dan perawatan spare part pesawat hingga makanan untuk penumpangnya serta pembubaran maskapai Garuda. 


Tulisan ini ingin melihat pilihan prioritas pemerintah dalam menyelesaikan masalah  kasus hutang yang melilit PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Garuda Indonesia (GIAA). 


Bisnis Layanan Garuda dan Whoosh


Beberapa hari ini di media massa terbaca berita bahwa  Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) suntik Rp30 triliun ke Garuda lewat private placement. BPI Danantara akan membantu penyehatan kinerja Garuda Indonesia yang akan dilakukan oleh anak usaha Danantara, yaitu PT. Danantara Asset Manajement (Persero). 


Sudah lima tahun ini memang perusahaan penebangan milik pemerintah Indonesia ini terus diresahkan oleh utang Rp185 triliun. Akibat utang yang melilit lama ini Garuda sempat mau dibubarkan oleh pemerintah. 


Masalah utang dan kemungkinan bubar atau bangkrutnya Garuda membuat pemerintah menghidupkan kembali perusahaan maskapai milik pemerintah, Pelita Air. Menghidupkan kembali Pelita Air ini  sebagai langkah menyiapkan sayap pengganti penerbangan maskapai Garuda jika harus dibubarkan sebagai maskapai milik pemerintah masih ada gantinya.


Pelita hidup terang dan terbang kembali dengan baik sampai hari ini dan lebih baik dari Garuda terbang dengan penuh luka utang akibat dikorupsi banyak tokoh. 


Banyak tokoh yang menitip pendapatan korup melalui proyek-proyek di Garuda hingga akhirnya dililit utang hingga sekarang Rp 185 triliun. Akhirnya dibuat kesepakatan dengan banyak pihak yang memberi utang Garuda penundaan pembayaran hingga 30 tahun ke depan. Semoga saja setelah 30 tahun nanti dapat dibuat mekanisme pembayaran utangnya agar tidak ikut menghancurkan para mitra bisnisnya. 


Sementara banyak kontroversi pembangunan Whoosh. Sekarang ini barulah banyak pihak mempersoalkan ada korupsi penggelembungan biaya pembangunan Whoosh hingga tiga kali lipat dari biaya sebenarnya. 


Korupsi pembangunan itu membuat Whoosh memiliki utang hingga Rp120 triliun. Akibatnya banyak pihak mempertanyakan keberlanjutan proyek Whoosh dengan alasan tidak prioritas dilanjutkan pembangunan dan pengembangan bisnis layanan hingga ke Surabaya sesuai rencana awal. 


Berbagai pendapat mengemuka meminta menghentikan Whoosh cukup sampai Bandung, Jawa Barat seperti sekarang. Ada juga pendapat yang mengusulkan tetap dilaksanakan rencana awal pembangunan Whoosh dari Jakarta hingga Surabaya, Jawa Timur. Soal utang Whoosh Rp 120 triliun disepakati ada perpanjangan waktu hingga 60 tahun. Kesepakatannya adalah mulai tahun 2026 nanti Whoosh akan membayar cicil Rp2 triliun setiap tahun hingga 60 tahun. 



Mengukur Peluang Bisnis Whoosh dan Garuda


Antara Whoosh dan Garuda ada perbedaan indikator yang signifikan untuk  menentukan pilihan yang akan dilakukan pemerintah. Kereta Whoosh memiliki kepastian membayar sejak tahun 2026 hingga 2085 mendatang dengan membayar cicil Rp 2 triliun setiap tahun. 



Halaman:

Komentar