Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Unggah Rencana Aksi di TikTok, Dilakukan 8 Jam Sebelumnya

- Sabtu, 08 November 2025 | 17:25 WIB
Pelaku Peledakan SMAN 72 Jakarta Diduga Unggah Rencana Aksi di TikTok, Dilakukan 8 Jam Sebelumnya


NARASIBARU.COM
-  Misteri di balik ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025), mulai mengerucut setelah muncul temuan aktivitas mencurigakan di media sosial.

Warganet menyoroti sebuah akun TikTok bernama @doomedashes yang diduga kuat milik pelaku peledakan.

Akun tersebut sempat mengunggah tiga konten aneh beberapa jam sebelum insiden. Pelaku diduga mengunggah rencana aksi di TikTok. Dilakukan 8 jam sebelum ledakan.

Salah satu unggahan itu berupa sebuah foto dengan gestur tangan “OK” dan tulisan “Here it comes”, delapan jam sebelum kejadian.

Dari penelusuran warganet, akun @doomedashes sempat memposting tiga unggahan pada hari yang sama dengan peristiwa ledakan.

Unggahan pertama menampilkan cermin selfie yang memperlihatkan wajah remaja laki-laki di beberapa lokasi.

Video kedua merekam pemandangan halaman sekolah dari lantai atas, dengan arah kamera menghadap ke masjid sekolah. Titik pusat ledakan.

Unggahan terakhir yang paling memicu perdebatan. Memperlihatkan seseorang berada di kamar mandi sekolah dengan tas di lantai disertai gestur tangan “OK”. Ini sering diasosiasikan dengan simbol kelompok ekstrem kanan.

Tak lama setelah ledakan terjadi, unggahan itu menjadi viral di X (Twitter).

Salah satu akun yang pertama kali menyebarkan adalah @tilehopper, yang menulis:

“Akun TikTok terduga pelaku SMAN 72 post ini 8 jam sebelum bom dilempar ke masjid sekolah. Motifnya mirip dengan pelaku penembakan di AS. Semua sama-sama neo-nazi.”

Cuitan itu langsung memicu perburuan digital besar-besaran oleh warganet untuk menelusuri jejak sang pemilik akun.

Mirip Solomon Henderson


Beberapa pengguna media sosial menyoroti kemiripan mencolok antara pola unggahan akun @doomedashes dengan tindakan Solomon Henderson.

Solomon adalah pelaku penembakan brutal di Antioch High School, Nashville, Amerika Serikat, pada Januari 2025.

Menurut laporan Pro Republica (8 November 2025), Solomon merupakan remaja berusia 17 tahun.

Dia melakukan penembakan di kantin sekolah yang menewaskan satu siswi dan melukai beberapa lainnya sebelum bunuh diri.

Ia diketahui aktif di komunitas daring “Terrorgram”, jaringan propaganda ekstrem kanan yang sering menyebarkan simbol supremasi kulit putih. Termasuk gestur “OK” yang identik dengan ideologi neo-nazi.

Kesamaan pola unggahan inilah yang membuat sejumlah analis meyakini bahwa pelaku ledakan SMAN 72 mungkin meniru modus operandi yang sama.

Akun TikTok Hilang


Tak lama setelah viral, akun TikTok @doomedashes tiba-tiba dikunci dan semua kontennya hilang dari publik.

Saat ini hanya tangkapan layar warganet yang menjadi bukti tersisa.

Sumber di lingkungan sekolah menyebut pelaku diduga siswa kelas XII, namun pihak berwenang belum mengonfirmasi identitas tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Budi Hermanto memastikan bahwa tim siber dan Densus 88 kini sedang menelusuri rekam jejak digital dari akun tersebut. Ini untuk memastikan keterkaitannya dengan pelaku.

“Kami masih bekerja sama dengan platform media sosial untuk menelusuri aktivitas daring yang berkaitan dengan peristiwa ini,” ujar Budi.

Kaitkan dengan Ekstremisme Daring


Para pengamat keamanan siber menilai bahwa kasus ini menunjukkan potensi paparan ideologi kekerasan global terhadap remaja melalui internet.

“Komunitas ekstrem kanan global telah lama menggunakan platform seperti TikTok, Discord, atau Telegram untuk menyebarkan pesan kebencian. Polanya terulang di banyak negara,” jelas analis media digital Universitas Paramadina, Raka Pramudita.

Menurutnya, perlu ada pengawasan aktif dan edukasi literasi digital bagi pelajar agar tidak mudah terjebak dalam narasi ekstremisme yang dibungkus sebagai “heroisme daring”.

Penyelidikan Masih Berjalan


Hingga Sabtu (8/11/2025), Polri belum menetapkan tersangka resmi dalam kasus ledakan SMAN 72 Jakarta.

Petugas gabungan dari Polda Metro Jaya, TNI AL, dan Densus 88 masih melakukan pendalaman forensik terhadap barang bukti di lokasi. termasuk senjata bertuliskan nama teroris luar negeri yang sempat ditemukan sebelumnya.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan seluruh latar belakang, motif, serta kemungkinan keterhubungan dengan jaringan luar negeri masih terus didalami. (*)

Komentar