4 Pengakuan AKBP B Soal Kematian Dosen Untag Semarang, Ungkap Detik-detik Sebelum Jasad Ditemukan

- Kamis, 20 November 2025 | 09:25 WIB
4 Pengakuan AKBP B Soal Kematian Dosen Untag Semarang, Ungkap Detik-detik Sebelum Jasad Ditemukan

"Nanti hasil penyelidikan akan kami sampaikan," bebernya.


Ia meminta mahasiswa tidak perlu khawatir atas penanganan kasus ini.


Pihaknya memastikan penyidik akan bekerja sesuai aturan dan prosedur. 


"Kami butuh waktu, tidak bisa serta merta karena tugas kita nanti dipertanggungjawabkan hasilnya," terangnya.


Ia meminta pula kepada mahasiswa jika menemukan penyidik main-main soal kasus ini bisa dilaporkan,


"Kami nanti sikat semua. Kami kawal kasus ini jadi tidak main-main dalam kasus ini," katanya.


Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto mengatakan, AKBP B saat ini masih menjalani pemeriksaan di Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam).



Pihaknya meminta mahasiswa bersabar dan jangan terprovokasi.


"Kedatangan mahasiswa di Mapolda ini sebagai bentuk dukungan moril dan semangat bagi penyidik untuk mengungkap kasus ini secara transparan, profesional dan akuntabel," ungkapnya.


Siapa sebenarnya AKBP B? 


Sosok AKBP B diungkap Komunitas Muda Mudi Alumni Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) Kota Semarang. 


Ketua Umum Komunitas Muda Mudi Alumni Untag Semarang, Jansen Henry Kurniawan menyebut AKBP B memiliki jabatan di Ditsamapta Polda Jateng.


"Oknum polisi ini yang mengabarkan kematian korban ke resepsionis hotel, Polsek Gajahmungkur dan tim Inafis Polrestabes Semarang," lanjutnya.


Dia menilai kematian korban masih patut dicurigai mengingat keberadaan oknum polisi di lokasi kejadian.


Terlebih, sebelum korban meninggal dunia pernah menceritakan sosok polisi ini. Kendati menjunjung asas praduga tak bersalah, tapi oknum polisi itu disebut dekat dengan korban.


“Sempat cerita, karena korban tahu saya aktivis yang sering demo. Korban bilang ‘ibu punya teman polisi, dia kasubdit pengendalian masa. Jangan-jangan kalian sering ketemu pas demo, soalnya kan demo itu pasti urusannya berkaitan dengan urusan pengendalian masa’,” ujarnya mengikuti perkataan korban.



Untuk itu para alumni mendorong agar kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kematian dosennya. Dia berharap proses penanganan kasus diungkap secara transparan.


"Kami ikatan alumni Untag mendesak kepolisian agar kasus ini dibuktikan secara terang benderang dan jangan melindungi oknum tertentu," harapnya.


Polda Jawa Tengah membenarkan Perwira menengah berinisial B dengan pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) merupakan anggota kepolisian yang bertugas sebagai kepala sub direktorat Pengendalian Massa (Dalmas) Direktorat Samapta.


"Benar, AKBP B memang pamen (perwira menengah) di Dalmas (Direktorat Samapta)," jelas Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Pol Artanto kepada Tribun, Selasa (18/11/2025).


Artanto belum mengetahui secara detail keterlibatan AKBP B dalam kasus ini. Kendati demikian, kasus ini menjadi perhatian pihaknya.


"Polda Jateng akan monitoring proses penyelidikan kasus ini, mengawasi penyelidikan yang dilakukan Polrestabes Semarang," bebernya.


Menurut Artanto, Satreskrim Polrestabes Semarang akan melaporkan perkembangan kasus yang akan diterima oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jateng.


Dari laporan kasus itu, Polda Jateng akan melakukan pengawasan terhadap kegiatan penyelidikan. "Semisal ditemukan pelanggaran yang dilakukan (oleh AKBP B) nanti kami akan menindak   sesuai aturan," paparnya. 



Terkait adanya hubungan korban dengan AKBP B, Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir membenarkannya. 


Namun, ia enggan menjelaskannya lebih detail hubungan mereka."Bisa langsung tanya ke propam," bebernya.


Sementara Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasatreskrim) Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena juga membenarkan, ada anggota polisi di lokasi kejadian yang menemukan pertama kali korban.


"Kami ambil keterangan polisi ini untuk mengetahui peristiwa kejadian ini," ujarnya kepada Tribun.Namun, Andika belum mengetahui hubungan antara polisi tersebut dengan korban. Pihaknya sementara ini hanya meminta keterangannya sembari mengumpulkan sejumlah bukti-bukti lain terutama rekaman kamera CCTV hotel. 


Terkait kondisi korban, lanjut Andika,  hasil pemeriksaan visum luar tidak ada tanda-tanda kekerasan.


Akan tetapi pihaknya melakukan autopsi (bedah mayat) terhadap tubuh korban supaya mengetahui penyebab pasti kematian korban.


"Kami lakukan autopsi sedang berproses hari ini. Tujuannya agar memastikan kematian korban terutama kepada keluarga korban," ujarnya


Sumber: Tribunnews 


Halaman:

Komentar