Kurnia mengungkapkan bahwa anggota komunitas ini saling berkenalan lewat aplikasi kencan dan tidak sedikit yang akhirnya memutuskan untuk kopi darat atau bertemu langsung.
Temuan ini terungkap setelah Dinas Sosial (Dinsos) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mengamati banyaknya kasus anak muda yang menjadi pasien orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Sekarang anak muda banyak. Setelah ditelusuri ternyata anak-anak muda itu selama pandemi Covid-19 banyak (terlibat) komunitas LGBT. Komunitas itu (LGBT) ada di hampir semua kecamatan,” ungkapnya pada Jumat (19/5/2023).
Kurnia memaparkan banyak temuan kasus di mana lelaki seks dengan lelaki (LSL). Komunitas LGBT ini terbentuk lewat aplikasi kencan yang mudah diunduh lewat handphone.
Melalui aplikasi itu mereka saling berkenalan hingga akhirnya memutuskan untuk bertemu langsung.
Menurut Kurnia, dalam aplikasi itu, penggunanya bisa mengetahui jarak dengan pengguna lain yang semakin memudahkan mereka mencari pasangan sejenis.
Parahnya lagi, hubungan sejenis di aplikasi itu sedemikian vulgar, sehingga dianggap hal yang biasa, sehingga ketika anak-anak mencobanya, mereka ketagihan.
Lebih lanjut, Kurnia memaparkan bahwa usia anggota yang tergabung komunitas LGBT ini sangat beragam, dari dewasa, pekerja, hingga anak-anak yang masih pelajar.
Bupati Wonogiri resah karena anak sekolah gabung grup LGBT
Bupati Wonogiri Joko Sutopo mengungkapkan bahwa Dinas Sosial (Dinsos) telah menemukan grup Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) yang sebagian anggotanya merupakan pelajar.
“Dinas Sosial (Dinsos) sudah menemukan grup atau kelompok LGBT,” terangnya dalam Forum Silaturahmi Masyarakat Wonogiri 2023 di pendapa rumah dinas bupati Wonogiri, pada Jumat (19/5/2023).
Artikel Terkait
Viral Penampakan Masjid Jokowi di Abu Dhabi, Reaksi Netizen Bikin Ngakak
Prabowo Akan Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Negara yang Dikembalikan Koruptor
Aplikasi Maxim: Solusi Praktis untuk Perjalanan dan Penghasilan Tambahan di Indonesia
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh