Faisal menilai, posisi kedua pejabat itu bisa menimbulkan polemik, khususnya terkait dengan kebijakan mobil listrik yang sedang menjadi perhatian saat ini.
"Kalau yang sekarang terjadi di kasus Pak Luhut dan Pak Moeldoko adalah kelindan kepentingan penguasa dan pengusaha dalam satu tubuh. Dia yang promote untuk kepentingan diri sendiri menggunakan jabatannya," tandas Faisal.
Sebelumnya, Anies Baswedan, Calon Presiden RI dari Partai Nasdem, PKS & Demokrat mengkritik kebijakan pemerintah yang menurutnya tak tepat sasaran terkait pemberian subsidi kepada pembeli mobil listrik.
"Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup, polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya tidak membutuhkan subsidi, betul?" tegas Anies dalam pidatonya.
Menjawab kritik ini, Luhut dengan tegas menyatakan bahwa subsidi mobil listrik yang diberikan oleh pemerintah sudah dilakukan studi yang komprehensif, dan seluruh dunia juga melakukan hal yang sama.
"Jadi saya kira kita jangan melawan arus dunia juga. Jadi kalau siapa yang berkomentar saya tidak tahu mengenai itu, nanti suruh dia datang ke saya nanti biar saya jelasin ke dia bahwa itu tidak benar," tegas Luhut usai ditemui di acara Seminar dan Pameran Hilirisasi & Transisi Energi, Hotel Westin, Jakarta, Selasa lalu seperti dikutip Sabtu (13/5/2023). [IndonesiaToday/cnbc]
Artikel Terkait
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?
KPK OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
Menkeu Purbaya: APBN Bertujuan Membuat Seluruh Rakyat Kaya, Mari Kita Kaya Bersama!