Romy menilai, penilaian Budi yang disampaikan pada saat ini terlalu prematur. Pasalnya, konstelasi politik saat ini masih cair.
“Keraguan itu terlalu dini. Formasi koalisi, formasi capres dan formasi cawapres kan belum final, masih bisa berubah,” tutur dia.
PDI-P dan PPP, menurut dia, masih membuka kesempatan bagi parpol lain untuk memperbesar dukungan kepada Ganjar. Sehingga, komunikasi politik pun masih terus dilakukan kepada parpol lain.
Baca juga: Projo Beberkan Tak Ada Nama Anies di Simulasi Capres-cawapres
“Soal koalisi besar, PDI-P dan PPP hari ini masih membuka diri kepada partai manapun untuk bergabung, terutama anggota KIB (Koalisi Indonesia Bersatu) di mana PPP di dalamnya,” imbuh dia.
Adapun KIB diisi oleh tiga parpol, yakni PPP, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar. Selain PPP yang telah mengusung capres, Golkar kini juga tengah menjajaki pembentukan koalisi baru bersama PKB dan Gerindra.
Sementara PAN, hingga kini masih belum menentukan sikap untuk mengusung bakal capres manapun. Belakangan, dalam rapat internal pada Selasa (23/5/2023) kemarin, sejumlah elite PAN justru melontarkan opsi pasangan capres baru, yakni Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan.
Sumber: nasional.kompas.com
Artikel Terkait
Viral Penampakan Masjid Jokowi di Abu Dhabi, Reaksi Netizen Bikin Ngakak
Prabowo Akan Bayar Utang Whoosh Pakai Uang Negara yang Dikembalikan Koruptor
Aplikasi Maxim: Solusi Praktis untuk Perjalanan dan Penghasilan Tambahan di Indonesia
AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh